3 Sektor Industri Sering Jadi Sektor Rawan PHK di Jateng, Ini Alasannya

photo author
- Jumat, 7 Juni 2024 | 17:52 WIB
Sekretaris KSPI Jateng Aulia Rahman saat ditemui dalam aksi tolak Tapera. Aulia mengonfirmasi tiga industri yang rawan PHK.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Sekretaris KSPI Jateng Aulia Rahman saat ditemui dalam aksi tolak Tapera. Aulia mengonfirmasi tiga industri yang rawan PHK. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Meskipun baru triwulan kedua tahun 2024, ratusan pekerja di Jawa Tengah terkena dampak dari PHK.

Berdasarkan data dari Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng, tahun 2024 tepatnya triwulan kedua ini ada 3 perusahaan yang melakukan penutupan. Dari situ 357 pekerja terkena dampak.

Sementara untuk data perselisihan PHK berjumlah 59 dengan pekerja yang terdampak sebanyak 172 orang.

Apabila mundur di tahun 2023 lalu, Disnakertrans Jateng sudah mencatat ada 8 perusahaan yang tutup.

Baca Juga: Acara PMB di Batang: Menguak Sejarah Wangsa Syailendra dan Batik Abad ke-8

Kemudian untuk perselishan PHK ada 476 kasus dengan 4.782 pekerja yang terdampak.

Erry Dyah Nurhidayah Kepala Balai Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Tenaga Kerja Disnakertrans Prov Jateng, menuturkan, perusahaan yang paling banyak melakukan PHK di sektor garmen, tekstil dan kayu.

Namun, Erry menggarisbawahi bukan berarti tiga sektor itu rentan melainkan karena kondisi.

"Bukan paling rentan ya. Ini karena kondisi. Kondisi sekarang kaitannya dengan garmen, tekstil sudah nggak bagus ketika covid. Covid permintaan dari luar negeri, menurun. Efek Covid belum hilang sama sekali. Efeknya sampai 2023," jelasnya, Kamis 6 Juni 2024.

Baca Juga: PSIS Rilis Rencana untuk Persiapan Liga 1: Segera Latihan, Bakal Ada Pelatih Fisik Asing dan Pemain Baru

Sementara dari Sekretaris Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, KSPI Jateng, Aulia Hakim menyebut dari data yang dia dapat yang tertinggi terkena PHK berasa di sektor garmen namunan juga melebar ke mebel dan farmasi.

"Mebel itu ada tiga perusahaan yang oleng, yang pertama PT Maratea, itu sudah tutup mebel lalu anister sedang dirumahkan dan Ebako Nusantara," ucapnya.

Kemudian ada perusahaan farmasi di Semarang yang terpukul PHK dan saat ini tinggal 15 orang yang bekerja.

"Kita posisinya sangat rentan. Data di kami, kami baru mendapat mebel dan farmasi. Data kami baru di Semarang. Di Semarang itu ada 560, farmasi dan meubel. Tidak terancam lagi tetapi sudah tutup. Insyallah bulan depan kami akan menginjak ke kabupaten kota," tuturnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X