Dukung Indonesia Capai Net Zero Carbon, Asian Development Bank Tinjau ATPRI

photo author
- Rabu, 3 Juli 2024 | 18:03 WIB
Perwakilan ADB dan Kementerian Keuangan RI saat melakukan kunjungan ke fasilitas baru PT Alba Tridi Plastics Recycling Indonesia (ATPRI) di Kawasan Industri Kendal (KIK).  (edi prayitno/kontributor kendal)
Perwakilan ADB dan Kementerian Keuangan RI saat melakukan kunjungan ke fasilitas baru PT Alba Tridi Plastics Recycling Indonesia (ATPRI) di Kawasan Industri Kendal (KIK). (edi prayitno/kontributor kendal)

KENDAL,AYOSEMARANG.COM - -  Net zero carbon  atau nol karbon mengacu pada emisi yang dihasilkan dari suatu produk atau jasa. Artinya tidak ada karbon yang dilepaskan sama sekali. Indonesia sendiri sudah berkomitmen untuk mencapau net zero carbon di tahun 2060 dan dukungan mewujudkan target oenurunan polusi plastik diberikan Asian Development Bank (ADB).

Didampingi perwakilan Kementerian Keuangan RI, melakukan kunjungan ke fasilitas baru PT Alba Tridi Plastics Recycling Indonesia (ATPRI) di Kawasan Industri Kendal (KIK), Rabu 03 Juli 2024.

Investasi pabrik daur ulang ini, diklaim akan selaras dengan agenda pemerintah di bidang pemerataan investasi. Selain itu Sekaligus bukti nyata dukungan Pemerintah Indonesia memasukkan investasi hijau sebagai bagian dari pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

Direktur Eksekutif ADB Indonesia, Made Arya Wijaya  mengatakan, beberapa tahun belakangan investasi hijau di Indonesia terlihat meningkat. Laporan Bain and Company menunjukkan, aliran investasi hijau ke Indonesia pada 2023 mencapai 1,6 miliar USD. “Jumlah tersebut naik 28 persen dibanding tahun sebelumnya,” katanya.

Dalam hal daur ulang plastik, Indonesia diakuinya telah mencapai banyak kemajuan signifikan. Tapi masih banyak ruang untuk pertumbuhan. Peningkatan investasi dan kebijakan yang mendukung sangat penting untuk meningkatkan upaya daur ulang dan mengurangi sampah plastik.

Baca Juga: Pabrik Baru di KIK Ini akan Daur Ulang 1,9 Miliar Botol Plastik Setahun

Ditambahkan Made Arya Wijaya, proses daur ulang dan pengelolaan limbah merupakan hal yang penting. Tapi investasinya masih menghadapi banyak tantangan. Untuk itu diperlukan kerja sama antar semua pihak yang terlibat baik dari sektor swasta, masyarakat, dan pemerintah.

Tujuannya untuk mendorong berkembangnya ekonomi hijau. Pelaku industri memerlukan dukungan komprehensif dari pemerintah, termasuk penyederhanaan proses perizinan, kepastian hukum, dukungan keuangan, dan insentif fiskal.

“ADB selalu menekankan bahwa kemajuan nyata dalam perjuangan melawan perubahan iklim memerlukan tindakan nyata. Selain diskusi-diskusi kebijakan dengan berbagai pemangku kepentingan,” jelas Made Arya Wijaya,

Sementara perwakilan Kemenkeu RI mengatakan, upaya perusahaan mendukung proses daur ulang dan pengelolaan sampah sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Menurutnya investasi ini menghadirkan tolak ukur yang dapat ditiru oleh dunia usaha lain dan memberikan kontribusi signifikan terhadap tujuan mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kelestarian lingkungan.

Yi Guo, Direktur ALBA Group Asia mengaku sangat bangga bisa menghadirkan keahlian dan komitmen kami untuk membantu negara ini dalam mengurangi dampak sampah plastik. “Kami yakin dampak sosial ekonominya akan bermanfaat bagi masyarakat sekitar, khususnya di Jawa Tengah,” tegasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: E. Prayitno

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X