BATANG, AYOSEMARANG.COM - Perkembangan teknologi dalam dunia pertanian semakin pesat. Di era modern ini, optimalisasi pola tanam yang tepat menjadi kunci untuk meningkatkan hasil panen. Salah satu teknologi yang tengah diuji coba di Kabupaten Batang adalah True Seed of Shallot (TSS), atau penanaman bawang merah menggunakan biji. Teknologi ini diyakini dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan metode konvensional.
Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Batang, dalam upayanya meningkatkan produktivitas hortikultura, telah memanfaatkan varietas bawang merah Masserati dengan teknologi TSS ini. Teknologi tersebut dikembangkan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distabun) Jawa Tengah, dan saat ini sedang diujicobakan di beberapa kabupaten, termasuk Batang, Grobogan, Cilacap, Kendal, dan Wonogiri.
Menurut Kepala Bidang Hortikultura Dispaperta Batang, Irhas Fredy Wibowo, teknologi ini membawa banyak keuntungan bagi petani, terutama dalam hal efisiensi waktu dan daya tahan tanaman terhadap hama.
"Keunggulan menanam dengan biji bawang ini, selain lebih tahan terhadap hama seperti Fusarium dan Thrips, juga memiliki warna merah keunguan yang khas, serta masa tanam yang lebih singkat," ujarnya saat ditemui di Kantor Dispaperta Batang, Rabu 11 September 2024.
Baca Juga: Cara Membedakan Kucing Persia dan Angora, Ada 5 Ciri yang Jadi Patokan
Irhas menambahkan, teknologi ini cocok diterapkan di lahan dengan ketinggian 0-800 meter di atas permukaan laut, sehingga memberikan fleksibilitas bagi petani di berbagai wilayah.
Salah satu kelompok tani yang merasakan langsung manfaat teknologi ini adalah Gapoktan Candinglado, Kecamatan Bawang. Sebagai percontohan, mereka berhasil melakukan panen perdana di lahan seluas dua hektar dengan masa tanam hanya 70 hari.
“Alhamdulillah, dari dua hektar tersebut, kami mampu memanen 11,2 ton per hektar. Ini pencapaian yang cukup baik, terutama jika dibandingkan dengan metode tanam umbi yang membutuhkan waktu 80 hari dengan hasil panen hanya sekitar 7-8 ton per hektar,” jelas Irhas.
Harga jual bawang merah di tingkat petani juga cukup menggiurkan. “Saat ini harga di tingkat petani mencapai Rp15 ribu per kilogram. Ini tentunya memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi petani,” tambahnya.
Uji coba teknologi TSS ini tidak hanya membuka peluang bagi petani untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga mempercepat proses produksi, yang pada akhirnya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar yang semakin meningkat. Jika teknologi ini berhasil diimplementasikan secara luas, masa depan pertanian bawang merah di Kabupaten Batang dan wilayah lainnya akan semakin cerah.