KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Terkadang angka yang sudah dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) masih kurang dipahami sehingga banyak yang tidak pas saat digunakan sebagai dasar dalam penentuan kebijakan pemerintah.
Kepala BPS Kabupaten Kendal, Ade Sandi Marwoto, menjelaskan menginginkan produk-produk yang dihasilkan BPS bisa dipahami oleh eksternal, terutama untuk teman-teman pengambil kebijakan.
"Jangan sampai angka yang sudah dirilis oleh BPS pemahamannya kurang pada saat ditarik kebijakan kurang pas. Dengan diskusi ini maka ada peningkatan pemahaman terkait data indikator yang dihasilkan BPS," tutur Ade Sandi saat fokus group discussion indikator strategis BPS.
Lebih lanjut ia katakan, jika indikator positif, maka apresiasi buat Pemerintah Daerah terkait dengan indikator yang mencerminkan potret yang sifatnya membangun. Namun jika ada indikator yang negatif , maka pelajari dulu negatifnya di mana.
“Sehingga kita berharap lewat pengampu kebijakan proses yang dilakukan pembangunan terhadap daerah bisa berpotret melalui BPS. Harapannya melalui FGD ini muncul peningkatan literasi statistik,” imbuhnya.
Baca Juga: Pemkab Kendal Raih Apresiasi BPS RI, Indeks Pembangunan Statistik Naik
Terkait data pribadi yang bocor, Ade mengatakan, bahwa BPS tidak pernah merilis data individu, BPS adalah data agrekat atau indikator yang sifatnya hasil hitungan. "Jadi kebocoran data individu yang lagi ramai, bahwa di BPS tidak pernah menampilkan data individu. Karena BPS hanya menampilkan data agregat dan indikator yang dihasilkan dari suatu survei," kata Ade.
Harapannya ke depan kalau ada petugas sensus BPS yang datang ke tempat masyarakat ataupun tempat usaha tolong dijawab dengan sejujurnya. Karena jawaban menentukan masa depan bangsa dan data itu adalah harta paling mahal.
"Ayo kita sama-sama sebagai masyarakat Kendal untuk lebih open pada saat petugas BPS datang untuk melakukan wawancara terkait kondisi sosial ekonomi maupun pelaku usaha," pintanya.