KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Ratusan pemilih terlihat mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ada di Lapangan Desa Karangayu Cepiring Minggu 3 November 2024 pagi.
Antusias warga datang ke TPS untuk menggunakan hak suaranya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Pemilih yang hadir diperiksa undangan dan menunggu dipanggil guna menggunakan hak pilihnya.
Meski sudah pernah menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2024 februari lalu, namun masih ada yang belum memahami tata cara pencoblosan.
Gambaran diatas terlihat saat Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara serta Penggunaan Sirekap pada Pilkada Serentak 2024.
Simulasi sendiri untuk memberikan gambaran teknis tentang pencoblosan pada Pilkada Serentak 2024 tanggal 27 November 2024 mendatang.
Simulasi ini melibatkan 591 pemilih sesuai dengan jumlah yang ada di Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk TPS tersebut.
Ketua KPU Kendal Khasanudin mengatakan, simulasi pencoblosan ini dilaksanakan untuk memberikan pemahaman kepada semua pihak, lebih-lebih semua petugas yang nantinya terlibat dalam proses pencoblosan.
"Jadi, simulasi ini kita lakukan secara riil, baik petugas PPK, PPS, KPPS dan teman-teman penyelenggara yang lain, juga para pemilihnya, agar nanti pada saat pelaksanaan pencoblosan Pilkada sudah ada gambaran yang jelas," jelas Khasanudin disela-sela simulasi.
Dikatakan, prosesnya pun dilakukan persis seperti saat pencoblosan kelak. Para pemilih harus antre menunggu panggilan, kemudian menunjukkan surat undangan, KTP dan setelah mencoblos juga mencelupkan jarinya pada tinta.
Dengan simulasi tersebut, Khasanudin berharap semua petugas dan pemilih paham betul bagaimana kelak saat harus melaksanakan proses pencoblosan pada Pilgub Jateng dan Pilbup Kendal.
"Saya berharap kepada semua warga yang mempunyai hak pilih untuk datang ke TPS masing-masing besok pada saat pelaksanaan pencoblosan pada 27 November 2024," harapnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Kendal Hevy Indah Oktaria mengatakan, simulasi pencoblosan ini sangat baik sebagai langkah untuk mengidentifikasi sekaligus mengantisipasi berbagai kemungkinan kesalahan dalam proses penyelenggaraan Pilkada 2024.
Menurutnya, simulasi ini juga bisa menjadi wadah untuk mengantisipasi masalah-masalah yang ada dan yang mungkin muncul pada pelaksanaan sesungguhnya kelak.
"Mudah-mudahan dengan langkah ini KPU juga bisa mengantisipasi kemungkinan pelanggaran yang bisa saja dilakukan oleh KPPS ataupun peserta Pilkada," kata Hevy.