SEMARANG, AYOSEMARANG.COM- Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro (Undip) berkolaborasi dengan UNICEF menggelar kegiatan bertajuk “Orientasi Peran Jurnalis dalam Mobilisasi Masyarakat untuk Mendukung Program Pencegahan Segala Bentuk Malnutrisi di Provinsi Jawa Tengah”.
Kegiatan dibuka oleh Sekretaris PWI Jateng Setiawan Hendra Kelana, diikuti puluhan wartawan dari berbagai media di Jateng dan dilaksanakan pada Senin, 16 Desember 2024 di Room Inc Hotel, Semarang.
Acara ini sendiri memiliki maksud mendorong peran jurnalis dalam menyebarkan informasi penting terkait pencegahan dan menanganan malnutrisi.
Baca Juga: Polda Jateng Cek Lokasi Penembakan Robig Bersama Labfor, Ukur Sudut Tembakan dan Jarak ke Korban
Sejumlah pembicara hadir menyampaikan materi, diantaranya Nutrition Officer Kantor Perwakilan UNICEF Indonesia wilayah Jawa, Karina Widowati, Praktisi Gizi Masyarakat, Alifia Mukti Fajrani, dan konsultan media Gunawan Permadi.
Nutrition Officer Kantor Perwakilan UNICEF Indonesia wilayah Jawa, Karina Widowati mengungkapkan, sosialisasi menjadi hal penting terkait penyampaian ke masyarakat soal pentingnya mencegah masalah malnutrisi pada anak. Sebab, selama ini terjadinya maltnutrisi yang berdampak pada meningkatnya stunting disebabkan kekurangtahuan masyarakat tentang makanan bergizi.
''Salah satu fokus utama dalam kegiatan ini sosialisasi tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang menjadi masa krusial untuk pertumbuhan anak,'' ungkapnya.
Oleh sebab itu, dalam forum ini pihaknya mendorong media menyampaikan pesan kesehatan secara utuh ke masyarakat. Salah satunya bagaimana memberikan edukasi stunting guna menyadarkan masyarakat soal betapa pentingnya nutrisi 1.000 Hari Pertama Kehidupan anak.
''Wartawan perlu pengetahuan soal gizi buruk, dan rancangan strategi edukasi agar pesan yang disampaikan lebih menarik dan mengena,'' jelasnya.
Ia pun berharap media dapat membantu untuk dapat mengubah perilaku masyarakat sehingga kasus-kasus malnutrisi dapat ditekan. “Kasus malnutrisi baik kekurangan gizi maupun kelebihan gizi dapat diturunkan khususnya di Jawa Tengah bisa diturunkan angka prevalensinya,” tambahnya..
Dipaparkan oleh Karina, angka urbanisasi di pulau Jawa cukup tinggi, sehingga menjadi sasaran promosi makanan kemasan yang membuat balita kurang gizi karena pola makan menjadi berubah.
“Ternyata sangat mempengaruhi status gizi, tidak hanya pada balita kita tetapi juga sudah menjadi masalah gizi pada anak usia sekolah 5 sampai 18 tahun juga sampai dewasa,” jelasnya.
Sementara itu, Praktisi Gizi Masyarakat, Alifia Mukti Fajrani mengungkapkan malnutrisi merupakan kondisi di mana tubuh kekurangan atau mendapatkan terlalu banyak nutrisi, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan. Malnutrisi ini mencakup dua kondisi yakni yang pertama kekurangan nutrisi.
"Hal itu terjadi saat tubuh tidak mendapatkan jumlah yang cukup dari satu atau lebih nutrisi penting, seperti protein, vitamin, atau mineral. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti stunting (perawakan pendek), gangguan pertumbuhan, atau defisiensi vitamin," ungkapnya.