KENDAL, AYOSEMARANG.COM - - Ratusan warga berebut lima gunungan hasil bumi dan jajanan tradisional dalam kirab Rajaban Kuntul Ngalayang yang digelar Kamis 2 Januari 2025 di Desa Protomulyo Kaliwungu Selatan.
Lima gunung yang diarak rangka menyambut Bulan Rajab 1446 Hijriah ini berakhir di pendopo area makam Panembahan Pangeran Juminah yang berada di Desa Protomulyo.
Usai berdoa bersama, warga kemudian merangsek dan saling berebut gunungan berupa buah-buahan, palawija, tumpeng dan jajanan pasar. Aksi saling dorong tidak bisa dielakkan karena warga berebut untuk mendapatkan berkah dari tradisi ini.
"Tidak apa-apa rebutan dan dorong-dorongan yang penting bisa dapat gunungan biar berkah memasuki Rajab dan Ramadhan," ungkap Seno warga Kaliwungu.
Ketua pelaksana acara kirab, Prabowo Sumiarto menyampaikan kegiatan ini merupakan acara rutin tahunan yang digelar oleh masyarakat Desa Protomulyo dalam rangka menyambut Bulan Rajab malam Kamis Jumat Kliwon.
"Selain itu, juga sebagai rasa syukur kepada Allah SWT yang telah mengirimkan Panembahan Pengeran Juminah yang telah menata peradapan di wilayah Kaliwungu Kabupaten Kendal," ungkap Prabowo.
Ia menerangkan, rangkaian acaranya sudah dilaksanakan sejak tanggal 1 Januari dengan agenda tadarus Al-Quran, dan pada hari ini arak-arakan gunungan hingga pendopo area makam Panembahan Pangeran Juminah, pembacaan doa tahlil, dan rebutan gunungan oleh masyarakat.
"Kemudian dilanjutkan dengan menyekar Bunga di Makam Pangeran Juminah dan di makam para tokoh lainnya," jelas Prabowo.
Ia berharap, tradisi ini menjadi salah satu kekayaan budaya yang ada di Kabupaten Kendal yang harus terus bersama-sama bisa dilestarikan, sehingga akan membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Kendal, terutama bagi warga Desa di Protomulyo.
Sementara itu, Kasi Pemerintah dan Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Kaliwungu Selatan, Sriyati sangat menyambut baik dan mengapresiasi warga di Desa Protomulyo yang telah rutin menggelar Kirab Budaya Rajaban Astana Kuntul Nglayang.
Menurut Sriyati, acara ini sangat luar biasa, mengingat pentingnya menjaga tradisi sebagai salah satu kekayaan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain.
"Harapannya tradisi ini akan terus dilestarikan, dan terus dijaga bersama-sama, sehingga kecintaan kita terhadap bangsa Indonesia tidak akan lekang oleh waktu dan akan terus turun menurun sampai ke anak cucu nanti," harap Sriyati.