KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Petani tambak di Kelurahan Bandengan dan Karangsari, Kabupaten Kendal, terus berupaya keras untuk melindungi tambak mereka dari ancaman banjir rob yang kerap terjadi di wilayah pesisir tersebut.
Berbagai langkah pencegahan telah dilakukan oleh petani setempat, seperti meninggikan tanggul tambak dan memasang jaring pengaman di sekeliling tambak untuk mengurangi dampak buruk dari banjir rob.
Sofyan, seorang petani tambak ikan asal Kelurahan Bandengan, mengungkapkan bahwa ancaman banjir rob yang tinggi sering kali memaksa mereka untuk menunda penebaran benih ikan.
"Pada musim-musim tertentu, rob sangat tinggi, sehingga banyak petani yang tidak berani menebar benih ikan karena khawatir ikan yang baru ditebar akan hanyut terbawa banjir," ujar Sofyan Rabu 15 Januari 2025.
Dampak tersebut jelas merugikan mereka, karena selain menunda hasil panen, banyak biaya yang sudah dikeluarkan untuk persiapan yang akhirnya sia-sia.
Hal serupa juga dialami oleh Muardi, seorang petani tambak di Kelurahan Karangsari. Ia menceritakan pengalaman pahitnya kehilangan banyak ikan peliharaan akibat banjir rob yang menerjang tambaknya beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Kerap Diterjang Banjir Rob, Warga Tinggalkan Rumah di Desa Kartika Jaya
"Kerugian kami sangat besar. Meski kami sudah berusaha melakukan langkah-langkah pencegahan secara mandiri, seperti memperbaiki tanggul dan memperkuat jaring pengaman, tetapi banjir rob tetap menjadi ancaman yang sulit dihindari," ujar Muardi.
Ia pun berharap agar pemerintah dapat turun tangan dengan langkah-langkah yang lebih konkret dan terkoordinasi untuk menangani masalah banjir rob secara menyeluruh.
"Kami berharap ada solusi jangka panjang yang bisa mengurangi dampak banjir rob. Kami butuh dukungan lebih, baik dalam hal pembangunan infrastruktur maupun dalam hal kebijakan yang mendukung kelangsungan usaha tambak," tambah Muardi.
Banjir rob yang sering terjadi di wilayah pesisir Kendal memang menjadi ancaman serius bagi petani tambak. Selain menyebabkan kerugian ekonomi, banjir rob juga mengganggu stabilitas ekosistem tambak, yang sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang stabil.
Oleh karena itu, langkah kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat sangat diharapkan untuk menciptakan solusi yang dapat mengatasi masalah ini dan menjaga keberlanjutan usaha pertambakan di wilayah tersebut.