KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Warga Kendal masih kesulitan mendapatkan gas elpiji ukuran 3 kilogram. Meski pihak agen dan pangkalan mengklaim pasokan gas aman tanpa pengurangan, fakta di lapangan menunjukkan gas yang seharusnya diperuntukkan bagi warga miskin masih digunakan oleh pns dan rumah makan.
Pasokan gas melon mulai menghilang dari warung pengecer sepekan menjelang puasa. Banyak warung kecil yang biasa berjualan sayur di pagi hari terpaksa tutup karena tidak memiliki stok gas untuk memasak.
Warga juga kesulitan untuk mendapatkan gas, sehingga memaksa mencari hingga ke luar desa atau kecamatan. Halini juga tidak menjamin mendapatkan gas elpiji 3 kilogram, jika tersedia, harganya jauh melebihi harga eceran tertinggi mencapai Rp 30 ribu per tabung.
Suyono, warga desa pidodo, kecamatan patebon misalnya, mengaku rela mengantri berjam-jam di pangkalan yang jauh dari rumahnya demi mendapatkan satu tabung gas. Ia bahkan harus pergi hingga ke toko agen di kota kendal karena di desanya gas benar-benar tidak tersedia.
“Saat ini susah untuk cari gas makanya saya jauh dari sana untuk mendapatkan gas kalau ada harganya Rp30 ribu tapi barangnya tidak ada lewat pedagang keliling itu,” jelas Suyono.
Hal serupa dialami Irma, warga Karangsari Kendal. Ia harus mengantri setiap minggu demi mendapatkan gas, dan itupun hanya satu tabung per KTP . Kalau terlambat antre, pasti tidak kebagian gas karena jumlahnya terbatas.
Baca Juga: Dapat Keluhan Emak-Emak Soal Gas 3 Kilogram, Wabup Benny Karnadi akan Lakukan Investigasi
“Sudah sejak pertengahan februari kemarik cari gas susah, kalau di pangkalan ini antri lama tapi dapat,” katanya.
Sementara itu, beberapa pangkalan dan agen gas mengaku tidak mengalami kekurangan pasokan. Menurut Tiko, salah satu pemilik pangkalan gas, pasokan tetap datang setiap dua hari sesuai permintaan. Namun, ia tidak mengetahui penyebab sulitnya gas di tingkat pengecer.
“Kalau di pangkalan saya gak ada masalan namun kalau di luar sulit, saya tidak tahu, di pangkalan harga stabil sesuai het dan barang gas tidak di kurangi,” ungkapnya.
Sedangkan Budi, pengelola agen gas mengungkapkan bahwa tidak ada masalah pasokan di tingkat agen. Namun, ia mendengar laporan tentang kelangkaan gas di masyarakat.
Ia menduga hal ini terjadi karena panic buying. Begitu ada isu gas langka, warga langsung membeli dalam jumlah banyak.
Pasalnya satu orang bisa membeli dua atau tiga tabung sekaligus, sehingga stok cepat habis. Pihaknya sekarang memberlakukan aturan satu KTP hanya boleh membeli satu tabung.
“Sebenarnya dari pertamina tidak ada pengurangan , ini warga panik buying saja begitu ada isu gas sulit mereka yang punya tabung gas lebih dari dua di beli semua sehingga barang kan jadi susah di pengecer, kalau agen tabung kosong yang kita kirim masih sesuai,” terang budi