KENDAL,AYOSEMARANG.COM - Pengelola desa wisata diminta tidak hanya mengandalkan keindahan alam sebagai daya tarik utama.
Keunikan dan keaslian pengalaman yang ditawarkan dinilai jauh lebih penting dalam menarik minat wisatawan, khususnya generasi muda.
Hal ini disampaikan oleh Robertmi Jumpakita Pinem, Dosen Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro, saat menjadi narasumber dalam Bimbingan Teknis Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara yang digelar di Pantai Indah Kemangi.
“Pengelola desa wisata harus memikirkan otentisitas sebagai nilai jual. Libatkan masyarakat lokal, jaga lingkungan dan budaya, serta manfaatkan teknologi digital lewat konten media sosial yang menarik,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Komisi VII DPR RI, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Kendal. Peserta berasal dari pengurus ekonomi kreatif, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), pengelola desa wisata, hingga pegiat pariwisata.
Hal ini disampaikan oleh Robertmi Jumpakita Pinem, Dosen Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro, saat menjadi narasumber dalam Bimbingan Teknis Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara yang digelar di Pantai Indah Kemangi.
“Pengelola desa wisata harus memikirkan otentisitas sebagai nilai jual. Libatkan masyarakat lokal, jaga lingkungan dan budaya, serta manfaatkan teknologi digital lewat konten media sosial yang menarik,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Komisi VII DPR RI, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Kendal. Peserta berasal dari pengurus ekonomi kreatif, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), pengelola desa wisata, hingga pegiat pariwisata.
Anggota Komisi VII DPR RI, Samuel Wattimena, menambahkan bahwa desa wisata tidak perlu bersaing, namun harus terus berbenah. Ia menyarankan pengelola menyediakan homestay agar pengunjung dapat merasakan kehidupan desa secara langsung.
“Ini juga membuka partisipasi aktif warga dalam mendorong kemajuan desa wisata,” katanya.
Sementara itu, Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Erwita Dianti, menyatakan desa wisata berpotensi menjadi tujuan wisata edukasi.
Sementara itu, Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Erwita Dianti, menyatakan desa wisata berpotensi menjadi tujuan wisata edukasi.
Anak-anak sekolah dan mahasiswa dapat belajar seni, budaya, hingga produk lokal.
“Kunci pengembangan desa wisata adalah kolaborasi semua pihak. Dengan ekosistem yang solid, desa wisata bisa tumbuh berkelanjutan,” kata Erwita.
“Kunci pengembangan desa wisata adalah kolaborasi semua pihak. Dengan ekosistem yang solid, desa wisata bisa tumbuh berkelanjutan,” kata Erwita.