KENDAL,AYOSEMARANG.COM - Harga biji kopi di kabupaten Kendal anjlok drastis pada awal musim panen juni ini. Dari harga tahun lalu yang sempat mencapai Rp 80.000 per kilogram, kini petani hanya mendapatkan Rp 60.000 per kilogram.
Di Desa Mlatiharjo, Kecamatan Patean para petani mengeluhkan penurunan harga yang tidak sebanding dengan meningkatnya hasil panen. Produksi kopi tahun ini memang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya, namun kualitas hasil panen dinilai menurun akibat cuaca yang tidak mendukung.
“Hujan yang masih sering turun membuat proses penjemuran biji kopi menjadi tidak maksimal. Biji kopi menjadi lebih lembap dan warnanya kurang cerah, memengaruhi mutu dan nilai jual di pasaran, “ ujar Eko Siswanto, petani kopi.
Baca Juga: Bukan Kabupaten Semarang, Ternyata Ini Daerah Penghasil Kopi Terbanyak di Jawa Tengah
Petani berharap kondisi cuaca membaik pada puncak panen di bulan juli dan agustus mendatang. Jika sinar matahari lebih stabil, penjemuran bisa sempurna dan kualitas biji kopi pun akan meningkat.
Selain mengandalkan cuaca, petani juga berharap ada perhatian dari pemerintah maupun koperasi lokal dalam memberikan solusi pascapanen. Seperti penyediaan alat pengering kopi atau gudang penjemuran.
Dengan harga jual yang anjlok, petani kopi mengalami kerugian ganda, biaya produksi tetap tinggi namun hasil jual tidak mencukupi.Hal ini menjadi ironi di tengah meningkatnya tren minuman kopi di kalangan masyarakat.