4 Tahun Promedia: Kolaborasi, Konsistensi, dan Komitmen Menjaga Ekosistem Digital Indonesia

photo author
- Kamis, 3 Juli 2025 | 18:22 WIB
Logo 4 tahun Promedia Teknologi Indonesia. (Promedia Teknologi Indonesia)
Logo 4 tahun Promedia Teknologi Indonesia. (Promedia Teknologi Indonesia)

AYOSEMARANG.COM -- Empat tahun telah berlalu sejak Promedia Teknologi Indonesia pertama kali berdiri. Untuk ukuran manusia, usia 4 tahun adalah usia yang kinyis-kinyis, lucu, menggemaskan, dan membuat orang di sekitarnya bahagia.

Namun jangan salah, usia 4 tahun juga menjadi tahap di mana seseorang menunjukkan peningkatan signifikan di beragam aspek. Mulai dari fisik, motorik, hingga emosional. Dan 4 tahun Promedia sesuai dengan hal itu: semakin mandiri, aktif, cekatan, hingga terus mengembangkan rasa ingin tahu yang besar, terlebih tentang menjaga ekosistem media digital di Indonesia.

Bukti nyatanya? sebanyak 1.284 media online telah bergabung sebagai mitra Promedia, menjadikan ekosistem ini yang terbesar dan paling luas jangkauannya. Hal itu layak untuk dibanggakan.

Ribuan media online itu tentu mendambakan kesuksesan. Namun kesuksesan tidak datang begitu saja. Ia bisa terwujud berkat effort yang maksimal, kerja keras, disiplin, konsistensi, dan sikap yang selalu positif.

Tanpa kerja keras, sikap positif tidak akan maksimal. Tanpa disiplin, kerja keras hanya akan jadi ilusi. Tanpa konsistensi, effort semaksimal apapun terasa kosong.

Prinsip inilah yang musti terus digaungkan Promedia kepada para mitranya, bahwa kolaborasi dan ketekunan kolektif akan membuahkan hasil yang bermakna. Dalam hal ini, pemberitaan yang valid dan bernas, artikel yang benar-benar dibutuhkan manusia, hingga tentu saja, traffic yang tinggi.

Berbicara soal mencari traffic tinggi, mulai dari SEO konvensional sampai SEO modern saat ini (GEO, AEO, SXO, hingga AI Optimization) kita tahu satu hal yang pasti: kita harus menulis artikel yang benar-benar dibutuhkan orang. Artinya kita harus tahu, siapa mereka? Bagaimana habit-nya? Masalah apa yang mereka cari saat sedang berselancar di Internet?

Jadi tidak ada lagi konten asal jadi, spam kata kunci, ngetik kata di tools dan ambil yang volumenya terbesar.

Saya masih ingat salah satu pembahasan zoom meeting selasa malam Promedia, menyoal spam kata kunci beberapa waktu yang lalu. Bahwa Google melarang keras memasukkan banyak kata kunci ke satu artikel konten karena bisa menyebabkan spam dan beresiko mendapatkan penalti.

Ilmu serupa juga saya dapatkan di LinkedIn, dimana keyword density sangat penting pada sebuah artikel. Keyword density, secara umum berkaitan dengan kata kunci utama yang disarankan hanya muncul sebanyak 1 sampai 2 persen dari jumlah kata di sebuah artikel yang ditulis dan diunggah di website.

Dari itu saya terus belajar untuk menulis dengan lebih baik setiap harinya. Dan tentu saja, di tempat saya bekerja saat ini, PT Ayo Media Network, saya mendapatkan keleluasaan untuk menjadi penulis yang semakin baik.

Bukankah itu kebahagiaan sejati? Karena bagaimanapun, sebagai penulis, kita semua memiliki bekal yang tidak bisa diremehkan.

Kemampuan menulis dan berkomunikasi yang baik, jejaring luas, serta keterampilan menciptakan konten baik tulisan maupun visual. Mereka yang unggul adalah mereka yang terus mengasahnya.

Saya teringat petikan Catatan Pinggir dari Goenawan Mohamad, "Kita tak jadi bijaksana, bersih hati dan bahagia karena membaca buku petunjuk yang judulnya bermula dengan "How to".... Kita harus terjun kadang hanyut, kadang berenang dalam pengalaman. Kita harus berada dalam perbuatan, dalam merenung dan merasakan dalam laku. Ujian dan hasil ditentukan di sana."

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Akbar Hari Mukti

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X