AYOSEMARANG.COM -- Kabar duka menyelimuti keluarga besar Ahmad Mughni Sodik (27), warga Desa Pagumenganmas, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan. Ia diyakini sebagai korban penemuan jasad di sumur wilayah Pasar Wonotunggal, Kabupaten Batang. Pada Minggu (10/8/2025) pagi, pihak keluarga resmi menjemput jenazah untuk dimakamkan.
Proses penjemputan dilakukan sekitar pukul 06.00 WIB di RSUD Kalisari Batang, tempat jenazah disimpan setelah evakuasi dan pemeriksaan medis. Kepala Desa Pagumenganmas, Istadi, ikut mendampingi keluarga serta memberikan keterangan kepada pihak kepolisian.
Istadi menyampaikan bahwa keluarga korban berharap aparat penegak hukum mengusut tuntas penyebab kematian Ahmad Sodik. Menurutnya, ada beberapa hal yang dianggap janggal, seperti hilangnya telepon genggam dan sepeda motor Honda Vario hitam milik korban.
“Kami minta polisi mengungkap semua fakta. Ada beberapa hal janggal, seperti HP dan motor korban yang ikut hilang sejak dia menghilang,” ujarnya.
Baca Juga: Pemprov Gelar Berbagai Acara Meriah untuk HUT ke-80 Provinsi Jawa Tengah, Catat Tanggalnya
Ayah korban, Nasrohin (57), meyakini anaknya menjadi korban pembegalan. Ia menyebut motor dan ponsel anaknya raib, sementara para pelaku dikabarkan telah ditangkap polisi.
“Katanya di begal. Yang hilang motor sama HP, uang saya tidak tahu. Ya bukan teman (pelakunya), orang luar. Ya semoga dijelaskan secara hukum, dihukum seberat-beratnya,” ujar Nasrohin.
Nasrohin menambahkan, Ahmad Sodik merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, dikenal pendiam, dan bekerja sebagai penjahit di rumah. “Ya pendiam, kerja jahit. Masih bujang,” tambahnya.
Keluarga terakhir kali melihat Ahmad Sodik pada Kamis malam, 17 Juli 2025. Saat itu ia pergi tanpa pamit kepada keluarga inti, hanya memberi tahu kakaknya bahwa ia ingin keluar sebentar.
Baca Juga: Keluarga Ahmad Mughni Sodik Jemput Jenazah, Korban yang Ditemukan di Sumur Wonotunggal: Usut Tuntas
Baitul Khasanah, kakak pertama korban, mengatakan ponsel adiknya tak lagi bisa dihubungi sejak malam itu. “Facebook dan HP sudah off saat malam itu,” katanya. Upaya pencarian dilakukan dengan mendatangi rumah teman-teman korban, namun tak ada yang mengetahui keberadaannya.
Hingga akhirnya kabar penemuan jasad di sumur Pasar Wonotunggal sampai ke telinga keluarga. Berdasarkan informasi, korban ditemukan mengenakan kaos bertuliskan “maskol”. Keluarga mengenali ciri-ciri korban dari gigi palsu, pakaian, sandal, dan sarung yang biasa ia pakai. Keyakinan itu diperkuat setelah pihak kepolisian melakukan proses identifikasi.
Pemakaman dilakukan pada Minggu pagi sekitar pukul 07.00 WIB, dihadiri keluarga, tetangga, dan warga sekitar.
Baitul Khasanah menegaskan tuntutan keluarganya agar pelaku dihukum setimpal. “Pokoknya dihukum setimpal,” ujarnya. Ia juga mengungkapkan bahwa korban setiap hari bekerja menjahit di rumahnya. “Kerja penjahit, ngambil (pesanan) di rumah saya, setiap hari ke rumah saya,” kata Khasanah.