BI Jateng Bedah Buku 1830: Meneladani Nilai Pangeran Diponegoro Menjawab Tantangan Zaman

photo author
- Selasa, 26 Agustus 2025 | 21:21 WIB
Bedah Buku 1830 oleh BI Jateng. Buku ini meneladani nilai Pangeran Diponegoro untuk masa kini. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Bedah Buku 1830 oleh BI Jateng. Buku ini meneladani nilai Pangeran Diponegoro untuk masa kini. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah kembali menyelenggarakan Serial Bedah Buku dengan tema “Refleksi Tiga Jalan (Sejarah, Sains, dan Filsafat) Menuju Bangsa Beradab”, Selasa 26 Agustus 2025.

Pada seri kedua ini, pembahasan diarahkan pada pilar sejarah melalui buku 1830 karya Melissa Sunjaya dan sejarawan Peter Carey.

Acara yang digelar secara casual di Kopi Nako, Kota Semarang dalam memperluas jangkauan literasi kepada anak muda di Jawa Tengah. 

Hadir sebagai narasumber utama adalah Professor Peter Carey, sejarawan dan Emeritus Fellow Trinity College, Oxford, yang dikenal sebagai pakar Pangeran Diponegoro.

Baca Juga: Soal Bahasa Inggris Kelas 12 Halaman 166, Alhamdulillah Ketemu Kunci Jawabannya

Dalam sambutannya, Rahmat Dwisaputra, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah menekankan bahwa Bank Indonesia ingin menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa transformasi menuju Indonesia Emas 2045.

"Semua ini hanya mungkin dicapai apabila manusia Indonesia sadar sejarah, matang secara spiritual, dan kritis secara intelektual," ungkapnya.

Selain itu, Rahmat menegaskan tujuan serial bedah buku ini adalah membangun kesadaran bahwa bangsa beradab lahir dari pondasi sejarah, spiritualitas, dan filsafat; menggali nilai-nilai perjuangan dan moralitas Diponegoro untuk menjawab tantangan zaman; mendorong peserta untuk membaca secara reflektif dan mengaitkan pemikiran besar dengan dinamika kehidupan kini.

"Serta menghidupkan budaya literasi kritis dan dialogis untuk memperkuat karakter bangsa,” ujarnya.

Baca Juga: BI Jateng Gelar Serial Bedah Buku Perdana, Dorong Gerakan Literatur Sejarah, Sains, dan Filsafat

Peter Carey, melalui presentasinya “Back to the Future: Reflections on the Java War (1825–30) and the Life of Prince Diponegoro”, menggambarkan Pangeran Diponegoro sebagai sosok berintegritas tinggi, penuh keteguhan dan keberanian, serta dikenal lugas dalam menyampaikan pandangan.

Beliau tidak segan menunjukkan kekecewaan secara terbuka ketika menghadapi hal yang dianggap menyimpang dari nilai moral. Dari karakter yang tegas dan jujur itu, Carey menegaskan pentingnya warisan moral Diponegoro: integritas, keteguhan, pengorbanan, dan keberanian menegakkan kebenaran meski menghadapi kegagalan.

“Diponegoro menunjukkan kepada kita bahwa sejarah bukan hanya tentang kemenangan, tetapi tentang keberanian menjalani takdir, menjaga martabat, dan meninggalkan teladan bagi generasi mendatang,” ungkap Carey.

Buku “1830” sendiri menawarkan sembilan “pisau bedah” yang mengajak pembaca meninjau kembali warisan kolonial dan dampaknya terhadap cara pandang bangsa Indonesia hingga kini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X