KENDAL,AYOSEMARANG.COM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendal siap memberikan sanksi tegas kepada dua oknum guru sebuah sekolah menengah pertama yang digerebek warga di Cepiring.
Kepala Disdikbud Kendal, Ferinando Rad Bonay, menegaskan pihaknya tengah menindaklanjuti kasus ini.
“Kami sudah melakukan klarifikasi, alasannya hanya mengantar rujak. Namun kami masih mendalami sejauh apa hubungan keduanya, jika memang terbukti melanggar kode etik, sanksi terberatnya adalah diberhentikan dengan tidak hormat,” tegasnya senin 8 September 2025.
Skandal yang terjadi di lingkungan pendidikan di Kendal ini sempat menggegerkan. Dua guru SMP Negeri di Cepiring digerebek warga setelah diduga melakukan perselingkuhan.
Keduanya berinisial HT, guru olahraga, dan YP, guru bimbingan konseling. Penggerebekan terjadi di rumah YP di Desa Botomulyo, Kecamatan Cepiring.
Warga yang sudah lama mencurigai hubungan keduanya, akhirnya nekat membongkar praktik terlarang tersebut.
Saat digerebek, kamar rumah dalam kondisi berantakan. Warga mengaku jengah lantaran rumah tersebut kerap didatangi laki-laki lain.
Suami YP, EHS, membenarkan adanya penggerebekan tersebut. Menurutnya, sebelum peristiwa itu, rumah tangganya masih baik-baik saja. Namun sejak Mei lalu, sang istri tiba-tiba mengajukan cerai dengan alasan tidak dinafkahi.
“Saya kaget, karena sebenarnya rumah tangga kami baik. Tapi dia menggugat cerai. Bahkan kunci rumah diganti sepihak sehingga saya tidak bisa masuk,” kata EHS.
Ia mengaku mendapat telepon dari warga sebelum penggerebekan dilakukan. “Saya persilakan, karena sudah membuat warga geram. Setelah kejadian, saya laporkan ke polisi dan ke Dinas Pendidikan,” tegasnya.
Menurut EHS, dugaan perselingkuhan sudah lama ia curigai. Beberapa kali istrinya pulang terlambat dengan alasan kegiatan sekolah. Namun saat dicek melalui aplikasi peta digital, jejak perjalanan justru sampai ke Kota Semarang.
“Sebagai suami saya sempat memaafkan, karena sudah 17 tahun menikah dan punya tiga anak. Tapi ternyata diulangi,” tambahnya.
Sementara Kepala SMPN 4 Cepiring, Sutrisno, mengaku sudah memanggil kedua guru tersebut untuk klarifikasi.