KENDAL,AYOSEMARANG.COM - Guru dituntut tidak hanya sekadar menyampaikan teori, tetapi juga mampu menghadirkan pengalaman belajar yang kontekstual, bermakna, dan menyenangkan.
Konsep ini dikenal sebagai Pembelajaran Mendalam, yakni pendekatan yang mengedepankan kesadaran, kebermaknaan, serta kegembiraan dalam proses belajar.
Gagasan inovatif ini diwujudkan Beta Amalia Zuliazani, guru kelas V di SDN 3 Plososari, Kecamatan Patean Kendal.
Ia memanfaatkan lingkungan sekolah, khususnya kebun sederhana yang ada di belakang sekolah, sebagai media pembelajaran nyata untuk topik rantai makanan.
Kebun sekolah yang sehari-hari dirawat penjaga sekolah, ternyata mampu menjadi laboratorium hidup yang mendekatkan siswa pada realitas ekosistem.
Dengan metode ini, siswa tidak hanya memahami konsep secara teori, tetapi juga bisa melihat langsung bagaimana rantai makanan bekerja di alam.
Guru ini membagi siswanya ke dalam tiga kelompok kegiatan. Kelompok A diajak ke kebun sekolah untuk melakukan pengamatan langsung.
Mereka melihat bagaimana tanaman cabai dimakan serangga, kemudian serangga tersebut menjadi makanan bagi hewan lain.
Kelompok B menonton video ekosistem laut. Dari tayangan itu, mereka menganalisis rantai makanan dalam ekosistem perairan.
Kelompok C mempelajari teks berita tentang hutan, lalu diminta menemukan rantai makanan yang tersirat di dalam bacaan.
Dengan variasi kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar secara pasif, tetapi aktif membangun pemahaman melalui pengalaman nyata.
Baca Juga: Satgas PPK USM Tegaskan Pacaran Bukan Hak Milik, Mahasiswa Diminta Pahami Pendidikan Cinta
Yang menarik, kegiatan ini juga melibatkan penjaga sekolah sebagai narasumber tambahan.