Ia menjelaskan pengalaman sehari-harinya merawat kebun, mulai dari cara hama menyerang tanaman cabai hingga bagaimana predator alami membantu menjaga keseimbangan ekosistem.
“Penjelasan sederhana namun nyata ini membuat siswa lebih mudah memahami konsep rantai makanan. Kolaborasi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru, tetapi bisa melibatkan seluruh warga sekolah,” terangnya.
Melalui pendekatan ini, siswa bukan hanya memahami materi rantai makanan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran ekologis serta kepedulian terhadap lingkungan.
Mereka belajar berpikir kritis, bekerja sama, sekaligus menghargai peran semua orang di sekitar mereka.
“Inovasi Bu Beta membuktikan bahwa lingkungan sekitar bisa menjadi sumber belajar yang luar biasa, jika dimanfaatkan dengan kreatif. Kebun sekolah bukan sekadar tempat hijau, tetapi jembatan nyata antara teori dan praktik kehidupan,” ujar Dhimas Agil Sutoto, salah satu rekan sejawat.
Pembelajaran mendalam ala SDN 3 Plososari ini menjadi inspirasi bahwa kelas tak selalu harus dibatasi empat dinding, melainkan bisa diperluas ke kebun, halaman, atau ruang terbuka lain yang penuh makna.