Deputi Nyoto menyebut Kendal memiliki potensi besar untuk mendukung keberhasilan program nasional ini. Selain dikenal sebagai lumbung pangan dengan hasil pertanian dan perikanan yang melimpah, Kendal juga memiliki tradisi pesantren yang kuat dan budaya gotong royong masyarakat Jawa Tengah yang selaras dengan semangat kolektif pengelolaan dapur bersama.
“Dapur ini bukan sekadar tempat memasak, melainkan ladang amal dan jihad kemanusiaan untuk membangun bangsa. Setiap piring makanan bergizi yang tersaji hari ini adalah investasi emas bagi masa depan Indonesia yang berdaulat, maju, dan berakhlak mulia,” tegas Deputi Nyoto.
Lebih dari 25.000 peserta hadir dalam haul dan peresmian dapur SPPG ini. Antusiasme luar biasa tersebut menjadi bukti kuat bahwa program makan bergizi gratis mendapat dukungan luas dari masyarakat dan dinilai sebagai langkah strategis mencetak generasi emas Indonesia.
Dengan diresmikannya Dapur SPPG Al Musyaffa’, Kendal tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga pionir perubahan dalam mewujudkan kemandirian gizi di lingkungan pesantren. Dari sinilah diharapkan akan lahir generasi santri yang sehat jasmani, kuat spiritual, dan cerdas intelektual—sebuah fondasi kokoh bagi Indonesia Emas 2045.