KENDAL,AYOSEMARANG.COM - Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati, mengungkapkan bahwa penggunaan pupuk kimia masih mendominasi praktik pertanian di wilayahnya.
Hal ini, menurutnya, merupakan respons petani terhadap keinginan mempercepat proses panen.
“Petani sekarang itu maunya instan. Dengan kandungan yang sama tapi tanpa unsur nitrogen (N), kemampuan tanaman menyerap pupuk organik lebih lambat,” ujar Pandu saat ditemui di kantornya, rabu 24 September 2025.
Pandu menjelaskan bahwa pupuk kimia memang memberikan efek pertumbuhan yang lebih cepat. Hanya dalam waktu satu minggu setelah pemupukan, tanda-tanda pertumbuhan tanaman sudah terlihat.
Sementara itu, penggunaan pupuk organik bisa memerlukan waktu hingga satu bulan untuk menunjukkan hasil serupa.
“Kalau pakai pupuk kimia, misal kita tabur sekarang, seminggu lagi sudah kelihatan. Beda dengan organik yang butuh waktu lebih lama,” jelasnya.
Meski demikian, Pandu menyebut pupuk organik sebenarnya lebih aman dan ramah lingkungan. Sayangnya, keterbatasan tenaga kerja membuat para petani, yang sebagian besar merupakan petani penggarap, lebih memilih metode instan demi efisiensi waktu dan tenaga.
Baca Juga: Hama Jamur Serang Padi di Kendal, 25 Hektar Lahan Terancam Gabug
“Sebagian besar petani kita itu petani penggarap. Dalam waktu terbatas mereka berupaya memaksimalkan hasil,” katanya.
Terkait wacana kembali ke penggunaan pupuk organik, Pandu mengingatkan bahwa hal itu harus dilakukan secara bertahap. Menurutnya, perubahan drastis dari pupuk kimia ke organik dapat berdampak pada penurunan hasil panen.
“Semua butuh proses transisi. Kalau kita langsung beralih full ke organik tanpa penyesuaian, hasil panen bisa anjlok. Misalnya dari rata-rata 7 ton per hektare, bisa turun jadi 2-3 ton. Paling bagus 4 ton,” paparnya.
Pandu juga mengimbau agar petani tetap menggunakan pupuk berkualitas, baik kimia maupun organik, agar produktivitas pertanian tetap optimal. Ia menegaskan pentingnya mengubah pola pikir petani sebagai langkah awal.
“Kami juga punya pupuk subsidi. Tapi yang terpenting adalah merubah mindset warga terlebih dahulu,” tandasnya.