”Acara ini diharapkan membuka peluang kolaborasi lebih lanjut antara Indonesia dan Jepang di bidang seni dan budaya. Pemprov Jateng patut diapresiasi atas dukungannya yang konsisten terhadap seniman lokal, yang pada akhirnya berkontribusi pada citra positif Indonesia di mata dunia,” tuturnya.
Menurut Yoyok, tampil di World Expo 2025 bukan sekadar pentas hiburan, tetapi juga bentuk diplomasi kultural. Ia meyakini, kesenian dapat menjadi medium yang fleksibel dan efektif untuk mempererat hubungan antarbangsa.
Dalam ajang prestisius tersebut, Sanggar Greget akan membawakan empat repertoar utama, yaitu Tari Denok Deblong, Tari Ledek Petarangan, Tari Pesona Jawa Tengah, dan Tari Tayub.
Baca Juga: Jawa Tengah Jadi Provinsi Paling Progresif Jalankan Program MBG
Keempat karya ini dipilih karena menggambarkan semangat hidup dan karakter masyarakat Jawa Tengah yang dinamis dan penuh nilai kebersamaan.
Selain Yoyok, sejumlah penari muda juga turut serta dalam delegasi ini, di antaranya Canadian Mahendra, Ratu Gayatri, Adinda Salsabia, dan Annastasya Rahmadani. Mereka merupakan murid-murid berbakat dari Sanggar Greget Semarang.
”Keikutsertaan kami di acara Osaka ini bukan hanya sebatas menyuguhkan tarian, tapi juga memperlihatkan perspektif bagaimana seni tradisional dapat berinteraksi dengan era modern, tanpa meninggalkan akarnya. Ini bisa menjadi instrumen diplomasi yang lebih menonjolkan nilai-nilai kultural kita sebagai bangsa Indonesia,” pungkasnya.