Investasi Jawa Tengah Triwulan III 2025 Lampaui Realisasi Tahunan, Serap 326 Ribu Tenaga Kerja

photo author
- Selasa, 21 Oktober 2025 | 14:32 WIB
Rilis laporan investasi di Jawa Tengah pada triwulan III oleh DPMPTSP Jateng. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Rilis laporan investasi di Jawa Tengah pada triwulan III oleh DPMPTSP Jateng. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Realisasi investasi di Jawa Tengah sepanjang Januari hingga September 2025 mencatat capaian luar biasa, mencapai Rp66,13 triliun. Angka ini tidak hanya melampaui target triwulanan, tetapi juga mengungguli realisasi tahunan sejak 2020 hingga 2023.

Capaian tersebut menunjukkan Jawa Tengah semakin diminati sebagai lokasi investasi strategis, baik oleh Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

“Realisasi ini mengalahkan capaian tahunan empat tahun terakhir. Ini bukti bahwa Jawa Tengah menjadi destinasi investasi terbaik di Indonesia,” ungkap Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah Sakina Rosellasari dalam paparan kinerja triwulan III.

Sektor PMA didominasi industri alas kaki berbahan karet, industri karet dan plastik, serta tekstil. Sementara itu, PMDN paling besar diserap sektor makanan dan minuman. Total penyerapan tenaga kerja mencapai lebih dari 326.000 orang.

Baca Juga: Stasiun Alastua Berkembang Pesat, Diprediksi Jadi Simpul Transportasi dan Jalur Investasi di Bagian Semarang Timur

“Investasi di Jawa Tengah masih didominasi sektor padat karya. Ini yang membuat penyerapan tenaga kerja begitu tinggi,” jelasnya.

Secara nasional, serapan tenaga kerja dari investasi Jawa Tengah berada di bawah DKI Jakarta. Namun, lebih tinggi dibanding Jawa Barat dan Jawa Timur. Meski demikian, struktur investasi di provinsi lain disebut cenderung padat modal dengan nilai tinggi tapi serapan tenaga kerja lebih rendah.

Jawa Tengah juga menghadapi tantangan infrastruktur kawasan industri. Saat ini provinsi ini hanya memiliki sembilan kawasan industri, jauh lebih sedikit dibanding Jawa Barat yang mencapai lebih dari 140 kawasan dan Jawa Timur lebih dari 15 kawasan.

“Dengan kawasan industri, investor mendapat kemudahan perizinan, pajak, hingga akses logistik. Ini yang sedang terus kami dorong untuk dikembangkan terutama di wilayah selatan,” katanya.

Baca Juga: Dosen USM Latih Pekerja Konstruksi Terapkan K3 untuk Tingkatkan Produktivitas Proyek

Data menunjukkan investasi terkonsentrasi di wilayah yang dekat akses jalan tol dan pelabuhan seperti Kendal, Kota Semarang, Batang, Demak, hingga Pemalang.

Sementara kawasan selatan seperti Cilacap, Banyumas, dan Kebumen kini tengah diajukan sebagai calon kawasan peruntukan industri baru.

Terkait penurunan nilai investasi dari triwulan II ke triwulan III, DPMPTSP menyebut hal itu terjadi karena banyaknya proyek padat karya dengan nilai investasi kecil, bukan karena faktor politik atau aksi demonstrasi.

“Jumlah proyek naik, artinya investor tetap masuk. Hanya saja nilainya kecil karena sektor yang masuk adalah padat karya,” tegasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X