Festival Kerukunan Desa Plajan: Harmoni Iman, Budaya, dan Alam yang Menyatu dalam Nafas Nusantara

photo author
- Jumat, 24 Oktober 2025 | 19:21 WIB
Festival Desa Plajan saat dibuka oleh Wakil Bupati Jepara Muhammad Ibnu Hajar dan FKUB. Festival ini menyatukan harmoni iman dan budaya. (Doc)
Festival Desa Plajan saat dibuka oleh Wakil Bupati Jepara Muhammad Ibnu Hajar dan FKUB. Festival ini menyatukan harmoni iman dan budaya. (Doc)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Desa Plajan, Kecamatan Pakis Aji, Jepara, kembali memperlihatkan jati dirinya sebagai desa budaya yang mempraktikkan kerukunan bukan sebagai slogan, melainkan sebagai laku hidup (laku urip) dalam Festival Kerukunan Beragama 2025 bertema “Rukun Bareng, Bumi Seneng”, Kamis 23 Oktober 2025.

Festival ini menjadi momentum sakral yang memadukan spiritualitas, budaya tradisi, dan kearifan ekologis, sebagaimana falsafah Jawa urip iku urup — hidup harus memberi terang dan manfaat bagi sesama serta alam sekitarnya.

Sejak pagi, halaman desa dipenuhi masyarakat dari berbagai latar belakang agama dan adat. Bazar UMKM menghadirkan produk lokal seperti jenang, anyaman bambu, batik tulis Plajan, hingga rempah herbal, yang mencerminkan kekayaan budaya dan ekonomi kerakyatan.

Suasana semakin bermakna ketika Tari Gambyong Anak membuka festival, sebagai simbol penghormatan dan penyatuan rasa.

Baca Juga: Bupati Kendal Serahkan 217 Paket Beras bagi Balita Gizi Kurang di Brangsong

Ketua FKUB Jepara, KH. Hasyim Sila, dalam deklarasi kerukunan, menyampaikan pesan mendalam.

“Kerukunan di Plajan bukan dibuat-buat. Ini sudah menjadi darah yang mengalir dalam kehidupan masyarakat. Di sini, perbedaan bukan tembok, tetapi jembatan untuk saling menyapa dan menguatkan," ungkapnya.

Suasana berubah hening saat doa lintas agama dikumandangkan oleh enam pemuka agama. Masing-masing membacakan doa dalam bahasa dan tata cara yang berbeda, namun bermuara pada satu nilai: kedamaian.

Pemandangan ini mencerminkan budaya Nusantara yang menjunjung tinggi azas Bhinneka Tunggal Ika sejak berabad-abad.

Baca Juga: Atasi Banjir Semarang, Pemprov Jateng Kerahkan 8 Pompa, Sedot 1.900 Liter per Detik Genangan

Dalam sambutannya, Kepala PKUB Kemenag RI, H. M. Adib Abdusomad, menegaskan dimensi budaya dari kegiatan ini.

“Festival ini bukan hanya soal toleransi antarumat beragama. Ini adalah warisan spiritual Nusantara, yang mengajarkan bahwa harmoni tidak bisa dipisahkan dari budaya dan alam. Plajan memberi teladan, bahwa menjaga iman berarti juga menjaga bumi," ucapnya.

Wakil Bupati Jepara, Muhammad Ibnu Hajar, turut menguatkan pesan lokal yang bernilai universal.

“Plajan telah berbicara kepada Indonesia: kemajuan bukan hanya tentang beton dan gedung, tetapi tentang persaudaraan, gotong royong, dan kesadaran ekologis. Identitas Jepara sebagai kota budaya tumbuh di desa-desa seperti Plajan ini," ucapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X