Panji Witono sendiri memiliki tiga anak. Di antaranya yakni, Panji Khamzah, Kamsih dan Panji Kamboro, yang kemudian turut bertempur dalam Perang Diponegoro (1835–1850).
Kini, makam Panji Witono di Dusun Welang telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Disdikbud Kendal bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.
Penetapan ini semakin menguatkan nilai historis kawasan tersebut serta mempertegas pentingnya pelestarian kisah perjuangan tokoh lokal.
Lewat buku ini, Arif Setiawan berharap Tunggulsari tidak hanya dikenal sebagai desa yang tenang, tetapi juga sebagai salah satu titik penting jejak perjuangan Nusantara.
"Ini warisan sejarah yang harus dijaga dan diceritakan kembali," tandasnya.