KENDAL, AYOSEMARANG.COM - Keamanan daerah bukan hanya tugas aparat, tetapi seluruh lapisan masyarakat. Ancaman bencana yang semakin sering terjadi di Kendal, terutama banjir, angin kencang dan longsor juga menjadi perhatian khusus.
Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari meminta pemetaan titik rawan, penataan lalu lintas di pusat keramaian, serta percepatan mitigasi seperti pembersihan saluran air dan penanganan pohon rawan tumbang.
“Koordinasi yang solid antara kecamatan, desa, BPBD, dan dinas terkait menjadi kunci agar kondisi tetap aman, terutama di musim hujan,” ujarnya saat Rapat Koordinasi Tiga Pilar di Pendopo Bahurekso, Rabu 10 desember 2025.
Sementara Wakil Bupati Kendal Benny Karnadi memperluas pembahasan dengan menyentuh isu ekonomi dan sosial.
“Kemiskinan, infrastruktur, sampah semuanya berkaitan dengan keamanan. Jika faktor ini tidak dibenahi, kerawanan akan terus muncul. Tugas terbesar kita adalah menjaga keselamatan publik,” ujarnya.
Baca Juga: 78 Pejabat Fungsional Dilantik, Fokus pada Integritas dan Pelayanan Publik
Rakor yang menghadirkan pemateri dari Kejaksaan Negeri Kendal, Polres Kendal, dan Kodim 0715 ini menegaskan satu hal, menjaga Kendal tetap kondusif bukan hanya soal pengamanan Nataru, tetapi membaca risiko lebih dalam, mengantisipasi konflik yang belum tuntas, serta memperkuat kerja kolaboratif hingga tingkat desa.
Sedangkan Kajari Kendal Dr. Ahmad Hajar Zunaidi menyampaikan bahwa stabilitas daerah tidak bisa dilepaskan dari “pekerjaan rumah” lama yang belum tuntas.
“Kerawanan kondusivitas di Kendal ini muncul bukan hanya dari momentum Nataru, tapi dari konflik-konflik yang bertahun-tahun belum selesai sampah, agraria, banjir, dan persoalan sosial lain yang terus berulang,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa penanganan masalah semacam ini membutuhkan keberanian mengambil keputusan dan konsistensi lintas instansi.