Japelidi dan Konjen Kedubes AS Ajak Pemilih Muda Perangi Disinformasi di Tahun Pemilu

photo author
- Minggu, 26 Maret 2023 | 13:31 WIB
Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) bersama Konsulat Jendral Kedutaan Besar Amerika Serikat Surabaya menyelenggarakan workshop bertajuk “Building Youth Resilience and Participant during The Political Year” di Kampus FTI Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Sabtu 25 Maret 2023.  (Istimewa.)
Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) bersama Konsulat Jendral Kedutaan Besar Amerika Serikat Surabaya menyelenggarakan workshop bertajuk “Building Youth Resilience and Participant during The Political Year” di Kampus FTI Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Sabtu 25 Maret 2023. (Istimewa.)

SALATIGA, AYOSEMARANG.COM -Pemilu 2024 sudah di depan mata, persebaran informasi di tahun politik diprediksikan akan membanjiri linimasa. Tidak hanya informasi yang mencerahkan, namun juga informasi yang menyesatkan dan berpotensi memecah belah bangsa seperti hoaks politik yang semakin mudah disebarluaskan melalui media digital.

Gen Z, sebagai pengguna media digital yang aktif dan berjumlah besar, dalam Pemilu 2024 menempati peran sentral, tidak hanya sebagai pemilih pemula yang suaranya mendominasi, tapi juga sebagai pengawal demokrasi pelaksanaan proses pemilihan umum. Karenanya, literasi digital mereka perlu ditingkatkan agar terbangun resiliensi dan partisipasi dalam menciptakan suasana digital yang nyaman selama tahun politik.

Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) bersama Konsulat Jendral Kedutaan Besar Amerika Serikat Surabaya, merespons kebutuhan meningkatkan literasi digital tersebut dengan menyelenggarakan workshop bertajuk “Building Youth Resilience and Participant during The Political Year” di Kampus FTI Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Sabtu 25 Maret 2023.

Baca Juga: 27 March Personality, Inilah Kepribadian Orang yang Lahir pada Tanggal 27 Maret: Suka Memerintah dan Sombong?

Ni Made Ras Amanda, sebagai project manager menjelaskan bahwa acara ini digagas karena disinformasi atau hoax menjelang pemilu di internet cukup tinggi, sehingga perlu mengajak pemilih muda agar kritis, cerdas, dan tangguh memerangi disinformasi.

“Untuk itu, program ini mengusung tagline “Yang Muda, Yang Cerdas Memilih” jelasnya.

Program kolaborasi ini menyasar 500 pemilih muda usia 17-20 tahun di 8 kota di Indonesia. Salatiga adalah lokasi keempat rangkaian workshop ini. Sebelumnya kegiatan ini sudah dilaksanakan di Denpasar, Yogyakarta, Makasar dan akan dilanjutkan ke kota lain termasuk Malang, Surabaya, Padang, dan Manado.

Japelidi sendiri telah hadir dengan beragam kegiatan untuk meningkatkan kompetensi literasi digital masyarakat sejak tahun 2017. Sejumlah akademisi dari 81 perguruan tinggi di 31 wilayah Indonesia tergabung dalam Japelidi.

Dalam kegiatan ini para pemuda hadir dari berbagai perguruan tinggi di Semarang, Salatiga, Boyolali, dan Yogyakarta antara lain Universitas Diponegoro, Universitas Islam Sultan Agung, Stikom Semarang, Universitas Boyolali, Universitas Teknologi Yogyakarta dan Universitas Kristen Satya Wacana.
Koordinator Japelidi Novi Kurnia mengatakan pemilih pemula memiliki modal besar untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu.

“Harapannya para pemuda tidak hanya pasif, tapi juga bisa menggunakan kemampuan kritis dan produktif dalam bermedia digital sehingga mereka bisa berpartisipasi aktif dalam demokrasi di Indonesia,” jelasnya.

Sepanjang setengah hari peserta workshop diajak memahami empat topik utama, yaitu bagaimana menghadapi misinformasi, memilih sumber informasi yang valid, memilih media yang dapat dipercaya, melaporkan konten negatif, dan ditutup dengan materi untuk membuat konten positif di Internet.

Hadir sebagai fasilitator Rini Darmastuti (UKSW), Lintang Ratri Rahmiaji (Undip), Liliek Budiastuti Wiratmo (Undip), Ade Irma Sukmawati (UTY), Indah Wenerda (UAD) dan Desy Erika (Stikom Semarang).

Sesuai target luaran workshop literasi digital berhasil memproduksi 10 media pembelajaran video sehingga diharapkan mampu memperkaya kuantitas dan kualitas konten positif di media digital, khususnya ditujukan untuk sosialisasi pada pemilih muda.

Lintang Ratri, salah satu fasilitator menjelaskan, upaya mendorong produksi konten video literasi adalah counter produktif kritis terhadap konten-konten negatif sekaligus upaya partisipatif edukasi terhadap hoaks politik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X