Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.
Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan.
Sehingga terdapat daerah yang hanya mendapatkan gerhana matahari sebagian dan ada pula yang mendapatkan gerhana matahari total. Hal ini bergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Baca Juga: BMKG Sebutkan Ciri Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023, Apakah Berbahaya?
Proses Terjadinya Gerhana Matahari Hibrida
Berikut beberapa tahapan terjadinya Gerhana Matahari Hibrida:
1. Proses gerhana matahari hibrida diawali dengan matahari, bulan, dan bumi berada pada satu garis lurus. Sehingga terjadilah gerhana matahari.
2. Umumnya, gerhana matahari hibrida dapat terjadi karena jarak antara bulan dan bumi sangat bervariasi di tiap titik wilayah di bumi. Hal tersebut terjadi karena bentuk bumi yang bulat dan orbit bulan yang berbentuk elips.
3. Umumnya, gerhana matahari hibrida dimulai dengan fenomena gerhana matahari cincin. Yaitu ketika jarak bulan terlalu jauh dari bumi. Sehingga menyebabkan terjadinya gerhana matahari cincin.
4. Kemudian setelah itu, gerhana matahari total. Setelah gerhana matahari cincin dengan bulan terus mengitari orbitnya, bulan berada di jarak yang tidak jauh. Sehingga dapat menutup cahaya matahari dengan sempurna.
5. Setelah terjadinya gerhana matahari total, maka akan terjadi gerhana matahari cincin kembali. Hal tersebut terjadi karena posisi bulan yang terus bergerak.
Sehingga bulan akan berada di jarak yang cukup jauh. Dengan begitu, bulan kembali tidak dapat menutupi cahaya matahari secara sempurna.