AYOSEMARANG.COM - Ada yang istimewa dari KH Hasyim Asy'ari, beliau pernah menegur menantunya terkait hasil hisab Idul Fitri.
Banyak ulama ahli falak dengan kemampuan menghitung masa baik metode hisab ataupun rukyat dilahirkan dari pondok pesantren.
Meskipun demikian, para ulama sebatas menganggap hasil perhitungan hisab dan rukyat sebagai ikhbar atau kabar saja. Pasalnya putusan ada di pihak pemerintah sah atau umara.
Baca Juga: Sidang Isbat Lebaran 2023 Kapan? Idul Fitri Serentak atau Tidak, Tunggu Keputusan di Tanggal Ini
KH Ahmad Ghazalie Masroeri, ulama ahli falak bercerita kepada Abdul Mun'im DZ tentang teguran KH Hasyim Asy'ari pada menantunya KH Maksum Ali.
Hal ini dapat dibaca di Fragmen Sejarah NU, 2017: 117.
Teguran KH Hasyim Asy'ari pada menantunya KH Maksum Ali ini terkait hasil hisab dan rukyatnya.
Bukan karena salah dalam perhitungan akan tetapi karena mengumumkan sendiri tanpa diserahkan kepada pemerintah yang berwenang.
Diceritakan suatu hari Kiai Maksum Ali memutuskan untuk ber-Idul Fitri sendiri yang didasari hasil perhitungannya, tak terkecuali menabuh bedug bertalu-talu.
Keriuhan tabuhan bedug ini hingga membuat sang mertua, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari kaget.
Setelah mengetahui sebab perkaranya, beliau menegur menantunya "Hei, bagaimana kau ini, belum saatnya lebaran kok bedug-an duluan?"
Baca Juga: 6 Amalan Sunah Sebelum Sholat Idul Fitri, Bikin Hati Tenang dan Damai, No 5 Jangan Salah Langkah
"Inggih (iya) romo kiai, saya melaksanakan Idul Fitri sesuai dengan hasil hisab yang saya yakini ketepatannya," tutur Kiai Maksum dengan penuh hormat (tawadhu).
"Soal keyakinan ya keyakinan, itu boleh dilaksanakan. Tetapi jangan woro-woro (diumumkan dalam bentuk tabuh bedug) mengajak tetangga segala," jelas Kiai Hasyim Asy'ari.