Hingga April 2023, Kasus DBD di Batang Capai 128, Meninggal Dunia 3 Orang

photo author
- Jumat, 12 Mei 2023 | 19:32 WIB
Petugas dari Dinkes Batang melakukan fogging atau pengasapan.  (Dok)
Petugas dari Dinkes Batang melakukan fogging atau pengasapan. (Dok)

BATANG, AYOSEMARANG.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batang mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga April 2023 sudah mencapai 128 kasus, 3 diantaranya meninggal dunia.

Rinciannya pada Januari sebanyak 43 kasus, Februari 29 kasus, Maret 34 kasus, dan April 32 kasus. Sehingga totalnya ada 128 kasus.

Jika dibandingkan tahun 2022, kasus DBD sebanyak 372, meninggal dunia jumlahnya ada 8 orang. Tahun ini meninggal dunia sebuah mencapai 3 orang.

Baca Juga: Ajak Masyarakat Bijak Bermedsos untuk Sukseskan Pemilu 2024

Hal itu, disampikan Kabid Pencegahan dan Pengandalian Penyakit Dinkes Batang, Yuli Suryandaru, Jumat 12 Mei 2023.

"Dilihat angka kasusnya tidak terlalu jauh dari angka kasus 2022. Hanya saja untuk angka meninggal dunianya lebih banyak, sebab April ini sudah ada 3 yang meninggal dunia. Sedangkan tahun 2022 lalu, 8 meninggal dunia dari 372 kasus," ujarnya.

Yuli juga menyebutkan ada beberapa kecamatan endemis DBD. Khususnya di kecamatan yang berada di Pantura Batang. Seperti di Batang Kota, Gringsing, Banyuputih, Tulis dan Kandeman.

"Hingga saat sudah ada sekitar 50 titik di Batang yang telah difoging. Di mana hingga akhir tahun Dinkes Batang hanya memiliki anggaran sekitar 120 titik fogging," jelasnya.

Baca Juga: Raih Predikat Opini WTP 7 Kali Berturut-turut, Pj Bupati Batang: Komitmen Pertahankan Tradisi

"Jadi biasanya ketika ada kasus, dari pihak Puskesmas melakukan pantauan, dan apabila ditemukan jentik dan virus dengue maka akan segera kami lakukan fogging atau pengasapan," imbuhnya.

Pihaknya berharap DBD bisa diantisipasi dengan jangka panjang melalui pembiasaan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Di mana bisa dilakukan setidaknya seminggu sekali sembari membersihkan lingkungan sekitar.

"Meningkatnya resiko meninggal dunia karena DBD ini, karena adanya keterlambatan diagnosis. Di mana banyak pasien yang telat dirawat pada saat fase kritis demam berdarah," ungkapnya.

Baca Juga: UMKM Jateng Konsisten Naik Kelas, Ganjar Pranowo Kembali Lepas Ekspor Produk Binaan Pemprov Senilai Rp7,2 M

Dari tiga kasus meninggal dunia kata Yuli, terjadi pada usia anak-anak. Dimana anak-anak menjadi salah satu yang rentan terjangkit virus dengue.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X