Diketahui bahwa burung perkutut dalam tradisi orang Jawa, jadi salah satu tanda kesempurnaan seorang laki-laki yang telah mapan.
Selain itu, burung perkutut pun dilambangkan sebagai pemberi ketentraman batin untuk para pemiliknya.
Suara merdunya yang lantang dan gacor dengan tajam membuat para majikan merasakan tenang, teduh, hingga membawa kebahagiaan seperti dapat menyatukan para penikmatnya bersama alam semesta dengan langsung.
Dari zaman dahulu, burung perkutut lokal ini selalu dikaitkan dengan perihal yang gaib.
Baca Juga: TERBAIK! Redmi Note 12 Usung Spesifikasi Gesit, Bikin Main Game Stabil, Ada Kamera 50MP
Maka itu, terdapat 3 mitos mengenai burung perkutut yang telah turun temurun di kalangan masyarakat Jawa.
Berikut 3 mitos burung perkutut yang ada di kalangan masyarakat Jawa.
1. Burung perkutut bisa hidup di dua alam
Pertama ada mitos mengenai burung perkutut dapat hidup di 2 alam, yakni alam nyata serta alam gaib.
Mitos pertama ini awalnya dari cerita legenda Kerajaan Majapahit, ada satu perkutut joko mangu yang menjadi burung kesayangan sang raja yakni titisan dari pangeran.
Melalui kisah itu, lalu masyarakat Jawa beranggapan burung perkutut ini burung yang disakralkan.
2. Mitos perkutut berubah jadi ular
Mitos kedua, mengenai burung perkutut yang bisa berubah jadi ular dan hal ini pun tidak asing lagi ditelinga masyarakat, apalagi para pecinta perkutut lokal.