Sekretaris UNP, Erianjoni, mengungkapkan kekecewaannya dan mengingatkan bahwa jika ada permasalahan atau hal-hal lain yang dihadapi di lokasi KKN, mahasiswa seharusnya berkomunikasi dengan dosen pembimbing lapangan (DPL).
Erianjoni juga menyinggung adanya wadah lain, seperti Unit Pelaksana Pusat KKN, yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengomunikasikan keluhan dan permasalahan yang mereka hadapi selama KKN.
"Ini memang keliru. Mahasiswa kira harus diberi pembelajaran, tidak semua harus lewat media sosial," ujar Erianjoni.
"Kan ada wadah komunikasinya, DPL dan Unit Pelaksana Pusat KKN," lanjutnya.
Kekeliruan Mahasiswa dalam Menggunakan Media Sosial
Erianjoni juga mengakui bahwa mahasiswa-mahasiswa tersebut telah ceroboh dalam menggunakan media sosial, sehingga terjadi kesalahpahaman dengan warga setempat.
Baca Juga: 5 Mitos yang Terjadi Pada Hewan Qurban Pada Hari Raya Idul Adha
Ia menegaskan bahwa kepekaan sosial terhadap masyarakat dan daerah setempat adalah hal yang penting bagi mahasiswa, namun hal itu belum sepenuhnya dimiliki oleh sejumlah mahasiswi tersebut.
Erianjoni berpendapat bahwa para mahasiswi tersebut belum mampu mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap fasilitas yang minim dengan cara yang tepat.
Oleh karena itu, warga setempat merasa tersinggung ketika mereka melihat unggahan tersebut di media sosial.
Karena nama daerah menjadi hal yang sensitif, pernyataan tersebut dianggap menyinggung perasaan masyarakat setempat.
Baca Juga: Digitalisasi Pertanian INDICO Tingkatkan Kualitas Hasil Pertanian di Wonogiri
Langkah Tengah yang Diupayakan oleh UNP
Menindaklanjuti viralnya video tersebut, UNP berencana untuk berdialog dengan Camat Bungus Teluk Kabung untuk membahas peristiwa ini. Pihak kampus memastikan bahwa mereka akan memproses kejadian ini.
