Berbagai Ragam Pakaian Adat Jawa Tengah, Orang Semarang Wajib Tahu Filosofi Mendalam Di Baliknya

photo author
- Selasa, 15 Agustus 2023 | 17:18 WIB
Ilustraei pakaian adat Jawa. (edi prayitno/kontributor kendal)
Ilustraei pakaian adat Jawa. (edi prayitno/kontributor kendal)

AYOSEMARANG.COM -- Pengunjung Gunung Abang, Bali, mulai diwajibkan menggunakan pakaian adat saat mendaki.

Ketentuan menggunakan pakaian adat mulai dilaksanakan sejak Juli 2023 berdasarkan imbauan Gubernur Bali Wayan Koster.

Kewajiban mengenakan pakaian adat merupakan salah satu upaya menjaga gunung sebagai salah satu kawasan suci.

Aturan serupa belum diberlakukan bagi para pendaki yang ingin menikmati keindahan gunung-gunung di Jawa Tengah.

Baca Juga: Apa Arti Playing Victim? Ramai Dituduhkan ke Farel Aditya, Ternyata Kelakuan yang Seperti Ini

Namun tak ada salahnya mengenal ragam pakaian adat Jawa Tengah yang kuat dengan filosofinya masing-masing.

1. Solo Basahan

Solo Basahan biasa dipakai untuk upacara adat di keraton, berwujud kain batik yang dililit.

Motif kain pakaian adat Solo Basahan berupa flora fauna untuk melambangkan kehidupan yang makmur sejahtera.

2. Surjan

Surjan masih dipakai raja-raja Mataram hingga sekarang dengan ciri khas jumlah kancing yang mengandung filosofi mendalam.

Sebut saja 5 kancing di lengan Surjan merupakan filosofi rukun Islam, serta dua lainnya di bagian dada sebagai simbol kalimat Syahadat.

3. Beskap

Beskap merupakan pakaian adat Jawa Tengah untuk pria yang paling familier di telinga masyarakat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemenimipas Teken MoU dengan Delapan Lembaga Negara

Rabu, 19 November 2025 | 21:03 WIB
X