Tentang perilaku makan, Mahardika menerangkan, "Mereka sering muncul di permukaan laut untuk mencari makanan. Cara mereka makan sungguh menakjubkan. Dengan membuka mulut lebar-lebar, mereka menyaring air laut untuk menangkap plankton, krill, udang, dan biota laut kecil lainnya. Meskipun mereka jauh lebih besar dari mangsa mereka, tak ada ancaman bagi manusia."
Namun, keberadaan hiu paus tetap dalam bahaya. Terperangkap di jaring atau terlilit tali dapat mengancam nyawa mereka. Tabrakan dengan kapal dan cedera akibat baling-baling kapal juga menjadi ancaman serius.
"Perlindungan hiu paus adalah tanggung jawab bersama, terutama mengingat statusnya sebagai spesies yang dilindungi di Indonesia," tegaskan Mahardika.
Seminar ini mengingatkan kita bahwa misteri kehadiran hiu paus di perairan Batang masih penuh pertanyaan. Perlindungan dan penelitian lebih lanjut menjadi kunci untuk memahami mereka dan menjaga keberlanjutan ekosistem laut.
Baca Juga: 6 Artis Caleg DPR RI Dapil Jawa Tengah, Pelawak Narji akan Bersaing dengan Pedangdut Kristina
"Dalam kehadiran hiu paus di perairan Batang, kita mendengar panggilan untuk menjaga ekosistem laut dan menyelaraskan hubungan manusia dengan alam. Dalam perjuangan ini, para nelayan dan semua pihak harus bersatu demi melindungi makhluk laut raksasa ini," tegasnya.
Sebagai informasi tambahan, PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) telah mengambil langkah maju dengan menyelenggarakan diskusi dan seminar. Tujuan utama acara ini adalah meningkatkan kesadaran di kalangan nelayan tentang perlindungan spesies yang dilindungi. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (23/8/2023) di Batang, Jawa Tengah, dan melibatkan berbagai perwakilan nelayan di daerah tersebut.
Bagus Dona Doni, Manajer Hubungan Eksternal BPI, menjelaskan esensi dari kegiatan ini.
"Kami berupaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai pentingnya melindungi spesies yang terancam punah, termasuk Hiu Paus, di kalangan nelayan. Melalui kolaborasi yang kuat, kami berharap dapat menciptakan keseimbangan antara aktivitas perikanan dan keberlanjutan hayati laut," papar Bagus Dona Doni.
BPI juga telah menjalin kemitraan dengan Universitas Mataram Lombok untuk melakukan studi mendalam mengenai kehadiran Hiu Paus di Batang. Harapannya, studi ini akan mengungkapkan wawasan baru tentang perilaku dan populasi hiu paus di wilayah tersebut.