PEKALONGAN, AYOSEMARANG.COM - Program kolaborasi dan sinergitas antar stakeholder membangkitkan semangat baru untuk memulihkan mimpi-mimpi anak - anak Kota Pekalongan yang tercecer.
Sebanyak 1.400 anak telah meninggalkan bangku sekolah, sebuah angka yang menggugah kesadaran pentingnya pendidikan.
Pemerintah Kota Pekalongan, dengan dukungan penuh dari Bapperida dan United Nations Children’s Fund (UNICEF), telah menyalakan obor perubahan dengan komitmen yang tak tergoyahkan untuk menghapus fenomena Anak Putus Sekolah (APS).
Inisiatif ini bukan sekadar janji, melainkan langkah nyata yang diwujudkan melalui pembentukan Relawan Totalitas Upaya Nyata Entaskan Anak Tidak Sekolah (TUNTAS).
Baca Juga: Ruben Onsu Nangis Ceritakan Rumah Tangganya, Sarwendah Malah Asyik Joget Bareng Artis Ini
Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, dengan nada yang penuh keyakinan, menyatakan, “Setelah berhasil membasmi buta huruf, kini kami fokus pada misi selanjutnya: memastikan setiap anak di kota ini mendapatkan haknya untuk belajar.”
Upaya ini tidak hanya sekadar kata, tetapi juga telah diikuti dengan serangkaian tindakan konkret, termasuk pemberian beasiswa bagi anak-anak yang kurang mampu dan berprestasi, serta penyediaan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) sebagai wadah pendidikan alternatif.
“Namun, kenyataan pahit masih terpampang di depan mata kita, dengan sekitar 1.400 anak yang masih terputus dari pendidikan,” ungkap Wali Kota Rabu, 15 Mei 2024.
Afzan Arslan Djunaid menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah seperti, faktor ekonomi, ketidakharmonisan keluarga, hingga tantangan di lingkungan sekolah menjadi penghalang bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan.
Baca Juga: Dua Siswa Terbaik Batang Berjuang dalam Seleksi Paskibraka Jawa Tengah, Ini Persiapannya
Dengan kehadiran UNICEF dan relawan TUNTAS yang berdedikasi, diharapkan dapat memetakan dan mengatasi potensi anak putus sekolah, sehingga jumlah mereka di Kota Pekalongan dapat berkurang secara signifikan di tahun 2024.
Pemkot Pekalongan, bersama UNICEF akan mengambil langkah proaktif dengan melakukan pendataan yang terstruktur untuk mengidentifikasi penyebab anak-anak ini putus sekolah.
"Setelah itu, mereka akan diberikan kesempatan untuk kembali ke jenjang pendidikan, baik melalui SKB maupun sekolah formal," ungkapnya.
Dinas Pendidikan setempat juga telah berinisiatif mendirikan SKB yang menyelenggarakan program Kejar Paket A, B, dan C, sebagai upaya inklusif untuk memastikan setiap anak mendapatkan pendidikan yang layak.