regional

Warga Berebut Gunungan Hasil Bumi dalam Tradisi Grebeg Dewi Sri di Kampung Jawa Sekatul

Selasa, 9 Juli 2024 | 19:13 WIB
Gunungan hasil bumi sebelum di arak dan diperebutkan warga dalam ritual grebeg dewi sri di Kampung Jawa Sekatul Desa Margosari Limbangan. (edi prayitno/kontributor kendal)

KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Tradisi yang rutin dilaksanakan setiap tahun sebagai ucapan syukur masyarakat kepada Dewi Sri yang menjadi simbol Dewi Padi atau Dewi Kesuburan dan Kemakmuran dilaksanakan di Kampung Jawa Sekatul Desa Margosari, Kecamatan Limbangan.

Puluhan masyarakat adat berkumpul untuk melakukan ritual tradisi "Wilujengan Dewi Sri" atau Grebeg Dewi Sri.

"Tradisi Wilujengan Dewi Sri atau grebeg Dewi Sri merupakan ritual tahunan sebagai ucapan syukur masyarakat kepada Dewi Sri yang merupakan simbol Dewi Kesuburan dan Kemakmuran," kata sesepuh Kampung Jawa Sekatul, Sri Anglung Prabu Punto Djojonagoro Cakrabuana Girinata.

Prosesi tradisi "Wilujengan Dewi Sri" diawali dengan mempersiapkan dua gunungan hasil bumi yakni gunungan padi dan gunungan sayuran yang akan diarak. Kemudian dilanjutkan dengan doa dan penyucian dua gunungan dan warga oleh tokoh adat Jawa dengan air kelapa.

"Sebelum dimulai kirab, dua gunungan hasil bumi yakni gunungan padi dan sayuran didoakan dan disucikan terlebih dulu dengan air kelapa. Warga yang ikut kirab juga diperciki," jelasnya.

Dipimpin oleh tokoh adat Jawa yang membawa dupa dan sesaji, prosesi ritual dilakukan dengan khidmat dan diiringi tembang-tembangan jawa.

Baca Juga: Tirakatan Tahun Baru Islam, Jamaah Padhang Bulan Sajikan 50 Ekor Ingkung

"Sewaktu dua gunungan diarak atau dikirab, tokoh adat Jawa memimpin dengan membawa dupa dan sesaji. Prosesinya juga berjalan khidmat karena ada iringan tembang-tembang Jawanya," terangnya.

Tradisi ini merupakan  cara untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan dan memberikan kemakmuran bagi masyarakat khususnya warga Desa Margosari Kecamatan Limbangan.

"Ini cara masyarakat Desa Margosari terutama masyarakat adat Kampung Jawa Sekatul untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sudah melimpahkan dan memberikan kemakmuran bagi masyarakat disini," tambahnya.

Dua gunungan hasil bumi diarak menuju bangsal Saridin, kemudian dilanjutkan dengan doa empat penjuru mata angin. Setelah didoakan, dua gunungan hasil bumi langsung diperebutkan warga yang sudah lama menunggu dan saling berdesakan.

Baca Juga: Dua Gunungan Kirab Budaya Kalikesek di Festival Desa Wisata jadi Rebutan Pengunjung

"Sampai dibangsal Saridin, prosesi tradisi dilanjutkan dengan doa empat penjuru mata angin. Puluhan warga sudah tidak sabar dan begitu doa selesai, dua gunungan langsung jadi rebutan," ungkapnya.

Puluhan warga ini berebut padi dan sayuran yang dipercaya bisa membawa berkah. Supeni, warga dari Kabupaten Ambarawa mengatakan, rela datang jauh-jauh dari Ambarawa karena ingin tahu dan ingin mengikuti tradisi grebeg Dewi Sri.

Halaman:

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB