KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Festival Pituturan Kendal yang dilaksanakan di 7 lokasi berbeda memberikan warna tersendiri bagi kesenian dan kebudayaan di masing-masing kecamatan. Dukungan warga masyarakat untuk mensukseskan kegiatan ini patut diacungi jempol, tidak terkecuali mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang.
Hal ini terlihat saat Festival Pituturan putaran ke 6 di desa Kutoharjo, mahasiswa ikut berperan dalam kegiatan yang diisi dengan sejumlah kegiatan. Koordinator Desa Kutoharjo KKN UIN Walisongo Semarang, Hanan mengatakan Festival Pituturan ini sangat baik dan tentunya banyak manfaat yang diambil.
“Kegiatan ini memberi banyak Pendidikan kepada masyarakat setempat, karena dengan diadakanya kegiatan ini mampu menghidupkan budaya batik Kaliwungu, serta mendorong UMKM Kaliwungu menjadi lebih maju dan dikenal Masyarakat luas,” ujar Hanan.
Dikatakan dalam Festival pituturan putaran ke-enam dimeriahkan pameran lukisan dari komunitas Pelataran Sastra Kaliwungu dan 20 tenda yang UMKM di kecamatan Kaliwungu . Salah satu tendanya diisi mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang dengan menjual berbagai Kopi dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca Juga: Festival Pituturan Jadi Penggerak Kebudayaan dan Kesenian di Kendal
“Bentuk dukungan kami mahasiswa kepada pelaku UMKM dengan ikut berpartisipasi meramaikan bazar UMKM sehingga bisa meningkatkan perekonomian warga sekitar,” imbuhnya.
Festival Pituturan merupakan festival budaya yang diadakan di kabupaten Kendal, tepatnya di tujuh kecamatan. Pemberian nama Pituturan sendiri diambil dari kata dalam Bahasa Jawa ‘pitu’ yang bermakna tujuh, ‘tur’ yaitu keliling dan kata ‘pitutur’ yang memiliki arti nasehat.
Mahasiswa KKN UIN Walisongo posko 110 Desa Kutoharjo Kaliwungu berkesempatan ikut andil dalam kepanitiaan acara diantaranya mendapatkan tugas sebagai master of ceremony, dokumentasi dan pembantu umum.
Festival pituturan di Kaliwungu dibuka dengan tari anak-anak pungkuran dan demonstrasi batik kaliwungu dengan konsep fashion show. Kemudian di lanjutkan dengan lomba kuliner weh-wehan dibarengkan dengan diskusi budaya dengan tema sejarah batik Kaliwungu.
Malam puncaknya festival ini menampilkan pentas pertunjukan seni dan budaya diantaranya Rebana Kampung Pungkuran, tari sufi Kaliwungu, bela diri KKN UIN Walisongo Semarang, Pembacaan Puisi Santri, Kesenian Drumblek, Kesenian Barongan dan di tutup dengan acara Grebek Sumpil.