Festival Pituturan Jadi Penggerak Kebudayaan dan Kesenian di Kendal

photo author
- Senin, 12 Agustus 2024 | 17:47 WIB
Puncak Festival Pituturan Kendal 2024 yang dilaksanakan di eks Kawedanan Boja RTH Boja.  (edi prayitno/kontributor Kendal)
Puncak Festival Pituturan Kendal 2024 yang dilaksanakan di eks Kawedanan Boja RTH Boja. (edi prayitno/kontributor Kendal)

 

KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Festival Pituturan Kendal yang dilaksanakan 7 putaran se-Kabupaten Kendal berakhir di Kecamatan Boja. Festival Pituturan Kendal telah melibatkan multipihak, sehingga terselenggara dengan meriah.

“Terima kasih kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI maupun Pemerintah Kabupaten Kendal, aktivis kolektif kebudayaan, komunitas yang telah terlibat aktif dalam upaya memajukan kebudayaan daerah,” ungkap Bahrul Ulum A. Malik, penanggungjawab Festival Pitururan  Kendal 2024.

Puncak Festival Pituturan Kendal yang diinisiasi oleh Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal Heritage dan Kaumloka Film dilaksanakan di Bangunan Cagar Budaya Eks Kawedanan Boja komplek RTH Boja.

Presiden Pelataran Sastra Kaliwungu ini berharap kegiatan ini dapat menjadi sumbu positif dalam menggerakkan kebudayaan dan kesenian di Kabupaten Kendal, lebih-lebih jika dapat dilaksanakan secara rutin.

"Festival ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya lokal. saya menemukan simbol-simbol yang mewakili nilai-nilai luhur, keragaman, dan persatuan. Keterlibatan aktif masyarakat menjadi salah satu indikator penting dalam mencapai tujuan ini," jelas Bahrul Ulum.

Baca Juga: Hidupkan Seni Asli Kaliwungu, Anak-anak ini Kreasi Melukis Payung Kertas

Sementara itu Camat Boja menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Komunitas Pelataran Sastra Kaliwungu dan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek yang telah berupaya melestarikan kebudayaan dan kesenian di Kabupaten Kendal.

“Harapannya kegiatan ini dapat mewujudkan jejaring kebudayaan dan dapat meningkatkan potensi kesenian dan budaya sehingga lebih dikenal oleh masyarakat,” ujarnya.

Melalui festival ini dapat meningkatkan potensi kesenian dan budaya, sehingga lebih dikenal oleh masyarakat luas. Serta menjadi cikal bakal berkelanjutan kemudian menjadi aktivitas positif yang menjauhkan para pemuda, dari aktivitas-aktivitas negatif yang merugikan diri sendiri.

Sedagkan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Manggar Sari Ayuati menyampaikan bahwa seni kerakyatan merupakan seni yang berakar pada tradisi dan kehidupan masyarakat awam yang menjadi bagian dari ritual dan kepercayaan masyarakat lokal.

“Dengan melestarikan seni kerakyatan, maka masyarakat juga ikut melestarikan identitas budaya lokal yang sangat membantu dalam upaya menjaga keragaman warisan budaya di Indonesia. Selain itu, dapat digunakan sebagai sarana membangun kebersamaan dari berbagi lapisan yang berkumpul dan berekspresi,” katanya.

Lebih lanjut, ia menyebutkan seni kerakyatan menjadi sarana yang efektif untuk memberikan edukasi kepada generasi muda. “Seni kerakyatan efektif sebagai media edukasi dan mengajarkan nilai-nilai luhur warisan nenek moyang,” imbuhnya.

Kegiatan Puncak Festival Pituturan Kendal ditutup dengan aktivitas walking tour “Boja 45”  yang diikuti oleh para pegiat sejarah dan cagar budaya. Mereka melakukan napak tilas perjuangan masyarakat Boja.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: E. Prayitno

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X