BATANG, AYOSEMARANG.COM - Dalam Rapat Paripurna DPRD yang berlangsung pada Selasa 24 September 2024, Fraksi Gerindra menyoroti pentingnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai indikator kemandirian keuangan daerah. Ketua Fraksi Gerindra, Nur Cahyaningsih, menekankan bahwa peningkatan PAD adalah kunci untuk membiayai belanja rutin dan pembangunan daerah.
“Kami berpandangan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah,” ujarnya.
Dalam rapat paripurna tersebut Nur Cahyaningsih mengingatkan bahwa ketergantungan pada bantuan pusat justru menurunkan kinerja daerah. “Semakin tinggi PAD, maka kemandirian keuangan daerah semakin meningkat, sedangkan DAK justru dapat mereduksi kemandirian tersebut,” tandasnya. Rapat ini mencerminkan komitmen DPRD untuk memastikan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan anggaran yang lebih baik.
Sementara itu, Fraksi Golkar juga menyampaikan pandangannya mengenai struktur Rancangan Perubahan APBD. Bambang Sasongko, Ketua Fraksi Golkar, menekankan perlunya arah dan strategi yang tepat agar pendapatan dan belanja daerah dapat dimaksimalkan.
Baca Juga: PSIS Semarang Mulai Bersiap Hadapi Arema FC, Punya Permasalahan Kelelahan
“Rencana perubahan APBD tahun 2024 ini sudah sesuai dengan kebijakan umum anggaran, dan Fraksi Partai Golkar mendukung kebijakan pemerintah Kabupaten Batang,” tambahnya.
Rapat Paripurna untuk membahas Raperda Perubahan APBD 2024. Rapat ini dipimpin langsung oleh Ketua DPRD, Su'udi, yang menekankan pentingnya pandangan fraksi-fraksi mengenai perubahan anggaran.
“Rapat Paripurna hari ini merupakan tahapan pembicaraan tingkat I setelah bupati menyampaikan penjelasan sebelumnya,” ujarnya.
Rapat berlangsung singkat, dengan penyerahan dokumen pandangan fraksi yang menunjukkan komitmen terhadap peningkatan pendapatan daerah yang direncanakan mencapai Rp 1,9 triliun, sedangkan belanja daerah mencapai Rp 2,08 triliun, menyisakan defisit anggaran sebesar Rp 136,7 miliar. Dalam hal pembiayaan, daerah berharap mendapatkan surplus Rp 136,2 miliar untuk menutupi defisit tersebut.