KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Kendal mempunyai batik yang tidak sama dengan batik dari daerah lain. Oleh karenanya perlu pemahaman yang sama dan langkah untuk bisa membuat batik Kendal menjadi terkenal dan dimintai.
"Batik khas Kendal ini tentu harus tidak sama dengan motif batik yang sudah ada. Tidak boleh sama dengan motif Solo, motif Jogja, motif Pekalongan, Bakaran, Lasem dan sebagaianya. Mungkin bisa berupa motif campuran antara pesisiran dan daerah keraton," kata pj Sekda Kendal Agus Dwi Lestari saat meluncurkan program Membangun Kolaborasi Kemitraan Inovasi Antarlembaga (Bola Kristal).
Dikatakan, batik khas Kendal itu tidak hanya berbeda dari daerah lain, termasuk yang motif baru seperti Brebes dan Tegal, tapi batik Kendal ini ada sejarahnya.
"Namun yang terpenting adalah bagaimana mengenalkan lebih dulu batik khas Kendal kepada masyarakat luas. Sebab, kalau tidak kenal, bagaimana mungkin masyarakat bisa menyayanginya," ujarnya.
Kepada 40 perwakilan dari para pengusaha batik yang mengikuti kegiatan tersebut, Agus berpesan untuk menjaga dua hal, yaitu kualitas dan kuantitas.
"Kualitas yang harus dijaga ini meliputi kulaitas warna, kain, dan motifnya. Yang kedua adalah menjaga kuantitas (jumlah). Jadi jika sewaktu-waktu orang membutuhkan susah tersedia barangnya," ungkapnya.
Tak lupa Agus juga mengapresiasi upaya kolaborasi yang dibangun Baperlitbang dengan melibatkan Dinas Perdagangan, UMKM kluster batik Kendal dan semua pihak untuk bersama-sama memajukan batik khas Kendal.
Baca Juga: Batik Lasem Sekar Mulyo, Batik Tulis Premium Andalkan Pemasaran Online
Peluncuran Bola Kristal yang digagas Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Baperlitbang) Kabupaten Kendal merupakan tekad Pemkab Kendal membangun branding batik khas Kabupaten Kendal serta bertujuan menguatkan kerja sama antar lembaga.
Sementara itu, Kepala Baperlitbang Kendal Izzuddin Latif mengatakan, kelas inovasi ini selain untuk membangun branding batik khas Kendal yang inovatif, juga untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Kegiatan tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Ir Indra Budi Susetyo MSc dari Pusat Riset Agroindustri - Organisasi Riset Pertanian dan Pangan dan Hasmo Sadewo SP ME dari Direktorat Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian atau Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah - Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi.
Izzuddin berharap kegiatan tersebut bisa memberikan manfaat kepada pelaku UMKM klaster batik baik dalam menjaga kulaitas maupun meningkatkan produktivitas
"Kami sangat berharap upaya ini nantinya bisa menjadi program unggulan daerah (PUD) sehingga usaha batik di Kabupaten kendal makin berkembang dan dikenal masyarakat luas," pungkasnya.