SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah menyatakan puluhan ribu hektare persawahan mengalami puso atau gagal panen imbas bencana banjir dan kekeringan yang terjadi sepanjang tahun 2024.
Data ini dipaparkan oleh Sekretaris Distanbun Provinsi Jateng Himawan Wahyu Pamungkas dalam Focus Group Discussion bertajuk "Evaluasi Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah" di Kantor DPD RI Dapil Jateng Kota Semarang, Rabu 13 November 2024.
Himawan memaparkan banjir di awal tahun 2024 menyebabkan puso atau gagal panen padi seluas 18.200 hektare dan jagung seluas 326 hektare.
Sementara kekeringan pada tahun 2024 mengakibatkan gagal panen padi seluas 11.341 hektare.
Baca Juga: Jelang Pilkada, Jokowi Dijadwalkan Turun Lagi ke Bawah Sambil Kampanye Tipis-Tipis
Dia menambahkan fenomena El Nino yang melanda mulai pertengahan tahun 2023 hingga awal 2024 juga menyebabkan musim kemarau panjang yang berdampak pada produktivitas hasil pertanian.
"Luas tanam padi Oktober hingga Desember 2023 dan Januari hingga September 2024 lebih rendah daripada luas tanam padi Oktober hingga Desember 2022 dan Januari hingga September 2023," kata Himawan.
Tidak hanya itu, lahan pertanian milik petani yang mengalami gagal panen paling banyak berada di wilayah Pantai Utara (Pantura) timur Jawa Tengah seperti Kabupaten Demak, Grobogan, Kudus, dan Pati.
Oleh karena itu Distanbun Jateng berupaya meningkatkan produktivitas hasil pertanian melalui sejumlah hal.
Baca Juga: Punya Pertahanan Tangguh, Pelatih PSIS Nilai Indonesia Bisa Menang Lawan Jepang
Salah satunya dengan memperbanyak pemberian benih dan pupuk subsidi serta optimalisasi teknologi pertanian seperti pompanisasi.
"Konteks teknologi ada di produktivitas, bagaimana muncul varietas-varietas baru yang tahan terhadap serangan OPT, yang tahan terhadap kebutuhan air, perbanyak benih dam pupuk. Termasuk pompanisasi adalah salah satu bentuk intervensi untuk meningkatkan produktivitas dan luas panen," ungkap Himawan.