SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Provinsi Jawa Tengah kembali mengalami deflasi sebesar 0,78% (mtm), lebih dalam dari angka deflasi nasional sebesar 0,48% (mtm) selama bulan Februari 2025.
Secara tahunan, Provinsi Jawa Tengah mengalami deflasi sebesar 0,08% (yoy), sedikit diatas nasional yang deflasi sebesar 0,09% (yoy).
Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami deflasi. Deflasi terdalam berlangsung di Kab. Wonogiri yang mencatatkan deflasi sebesar 1,36% (mtm).
Kepala Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra menyampaikan penurunan tekanan inflasi pada periode laporan terutama masih dipengaruhi oleh Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga (andil -0,74%; mtm) seiring dengan pemberian diskon 50 persen kepada pelanggan rumah tangga PT. PLN dengan daya dibawah 2.200 VA yang masih berlangsung hingga Februari 2025.
Baca Juga: Polda Jateng Rancang Strategi Amankan Bulan Ramadhan, Bakal Rutin Operasi Pekat
"Deflasi juga disebabkan oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (andil -0,19%: mtm). Penurunan tekanan inflasi terdalam bersumber dari komoditas cabai merah seiring dengan pasokan cabai dari petani yang kembali normal dan didukung oleh cuaca yang kondusif," ungkapnya dalam keterangan, Selasa 4 Maret 2025.
Selain itu, komoditas bawang merah juga mengalami deflasi seiring dengan panen yang masih terjadi di sejumlah daerah sentra di Jawa Tengah (Brebes, Demak).
Lebih lanjut, komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras juga mengalami penurunan harga seiring dengan pasokan yang cukup dan normalisasi permintaan pasca libur Nataru dan libur panjang di Januari 2025.
Di sisi lain, Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya mengalami inflasi terutama karena kenaikan harga emas perhiasan.
Baca Juga: Ternyata Bukan Semarang, Ini Daerah dengan Jumlah PNS Paling Banyak di Jawa Tengah
Harga emas perhiasan naik seiring dengan kenaikan harga emas dunia akibat ketidakpastian global.
"Kenaikan harga emas global dipengaruhi oleh kenaikan permintaan investor terhadap aset safe haven seiring dengan tensi geopolitik di Timur Tengah yang masih berlanjut dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di sejumlah negara," jelasnya.
Selain itu, terjadi peningkatan tarif air minum PAM dan harga Bensin. Peningkatan air minum PAM terjadi di Cilacap dan Purwokerto.
Sedangkan harga bensin, pada 1 Februari 2025, PT Pertamina kembali melakukan penyesuaian harga untuk jenis bensin non subsidi seiring dengan peningkatan harga crude oil akibat cuaca ekstrim di negara-negara produsen yang mengganggu produksi dan distribusi minyak.