Puncak acara ditandai dengan pemukulan gong—alat tradisi yang dipercaya sebagai pemanggil harmoni alam semesta. Gong dipukul tiga kali sebagai simbol tiga hubungan suci: manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.
Baca Juga: Kasus Jantung di Kendal Tembus 6.600 Pasien, RSUD Soewondo Belum Gandeng BPJS
Menjelang senja, Ketoprak Wahyu Budoyo menghiasi penutup festival dengan lakon yang mengulas nilai persatuan dan cinta tanah air.
Festival Kerukunan Desa Plajan 2025 menjadi bukti bahwa kebudayaan adalah jembatan spiritual yang menyatukan iman dan bumi. Harmoni yang ditampilkan bukan sekadar pertunjukan, melainkan kearifan hidup yang diwariskan turun-temurun—mengajarkan bahwa manusia, agama, budaya, dan alam adalah satu ekosistem yang tak terpisahkan.