Dan pada saat makan kita bersyukur karena Allah masih memberikan rezeki-Nya, kata Gus Baha.
Pada kesempatan itu Quraish Shihab juga menambahkan bahwa selama ini yang populer bahwa tujuan puasa adalah menuju ketakwaan.
Namun sebenarnya tujuan utamanya adalah rasa syukur yaitu menerima sedikit tetapi menganggapnya banyak dan sebaliknya memberi yang banyak tetapi menganggapnya sedikit.
Selanjutnya Ahli Tafsir Al Qur'an ini juga menjelaskan bahwa buka puasa bukan sekedar ritual makan dan minum saja.
Baca Juga: Ceramah Ustaz Adi Hidayat soal Anjuran saat Ziarah Kubur hingga Larangan Keras Lakukan Hal Ini
Tetapi harus juga selalu berusaha memperbaharui keimanan dan keislaman kita dengan selalu istighfar memohon ampunan sebelum menikmati hidangan berbuka.
Obrolan hangat tersebut dilanjutkan oleh Najwa Shihab dengan bertanya pada Gus Baha tetang bagaimana tradisi berbuka pada keluarga beliau.
Menurut Gus Baha sama saja sebagaimana umumnya keluarga yang sedang berbuka, menuruti keinginan anak namun tetap mengandung unsur ilmu di dalamnya.
Setidaknya dengan menuruti keinginan anak tersebut kita diniatkan berbagi rezeki dengan orang lain atau pedagang makanan tersebut.
Beliau juga mencontohkan pada satu riwayat Nabi Ayub. Suatu hari Nabi Ayub melihat banyak belalang yang terbuat dari emas kemudian beliau mengambilnya dalam jumlah banyak.
Atas kejadian itu Allah menegur, "Ya Ayub orang sekaya kamu masih mengambil belalang emas sebanyak itu".
Kemudian Nabi Ayub menjawab, "Siapa Ya Allah yang bisa kenyang dengan Rahmat Mu".
Baca Juga: Apakah Niat Puasa Ramadhan Harus Diucapkan Atau Cukup Dalam Hati? Ini Jawaban Ustaz Abdul Somad
Dari riwayat itu orang sholeh akan menyikapi dengan menikmati melimpahnya rezeki saat berbuka karena yakin ini adalah rahmat dan tidak akan pernah membuat Allah bangkrut.
Kemudian ulama dengan ciri khas rambut yang menjuntai ke depan ini menambahkan bahwa yang terpenting adalah ada kenikmatan bersama yang dirasakan yang diniatkan menghindarkan dari maksiat.