BATANG, AYOSEMARANG.COM - Balita cantik berusia satu tahun bernama Adifa anak ke tiga dari pasangan Rofik (50) dan Riana (33) warga dukuh Johosari RT 03 RW 05 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang, menderita Penyempitan pembuluh darah di jantung.
Ia divonis dokter sejak berusia 8 bulan. Ketika itu, Adifa mengalami kejang - kejang yang disertai demam. Lalu, oleh sang bunda dibawanya ke rumah Sakit QIM Batang.
"Yo ketahuanya panas dan kejang - kejang saya bawa ke rumah sakit QIM. kata dokter spesialis anak sakitnya memang daru bawaan lahir. Tapi baru ketahuan di usia 8 bulan. Dokter menyarankan dirujuk ke rumah sakit Harapan Kita Jakarta, dengan alasan alat dan dokternya lebih lengkap," katanya
Baca Juga: Harga Telur Ayam di Batang Melonjak, Bupati Wihaji Sebut Hukum Pasar
Setelah mendapat bantuan dari Camat Kandeman sebesar Rp 2 juta dan donasi dari warga, balita anak buruh pabrik sarung itu dibawa ke Jakarta untuk berobat ke rumah sakit Harapan Kita dengan naik bus.
"Juli berobat dan Sepetember 2021, Adifa operasi dengan menggunakan BPJS kesehatan. Alhamdulilah sampai hari ini sudah agak membaik dan harus kontrol terus," ungkap sang Bunda.
Sang ayah, Rofik mengatakan kalau buah hatinya perkembanganya sangat lamban tidak seperti balita pada umumnya.
Baca Juga: Tekan Kebocoran PAD, 8 Pasar di Batang Kini Terapkan E-Retribusi
"Berat badanya tidak sesuai balita pada umumnya, di usia 1 tahun beratnya hanya 6 kilogram, makanya susah hanya minum ASI," ungkap Rofik sambil metanya berkaca - kaca.
Mendengar informasi dari warga, Bupati Batang Wihaji bersama rombongan diantaranya Kepala Dinkes dan Kabag Kesra menyempatkan menyambangi ke rumah Adifa.
"Pemkab Batang turut prihatin ikut prihatin sekaligus turut hadir, untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi orang tua Adifa," kata Wihaji.
Politisi Golkar itu pun menawarkan bantuan operasional untuk kontrol pengobatan ke rumah sakit Harapan Kita Jakarta.
Baca Juga: Launching Revitalisasi KUA dan Wakaf Tunai, Begini Kata Bupati Batang Wihaji
"Kita siap membantu operasional ketika nanti harus kontrol pengobatan ke Jakarta. Karena untuk pengobatanya sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Kita bantuanya operasionalnya,"ungkap Wihaji.