BATANG, AYOSEMARANG.COM - Para pedagang di 8 pasar tradisional di Kabupaten Batang tidak lagi membayar retribusi dengan manual.
Pasalnya, Pemerintah Kabupaten Batang kini sudah menerapkan sistem E-Retribusi di pasar tradisional Kabupaten Batang.
8 pasar tradisional di Kabupaten Batang tersebut yaitu, pasar induk Batang, Bandar, Limpung, Subah, Plelen, Warubgasem, Tersono dan Bawang.
Baca Juga: Launching Revitalisasi KUA dan Wakaf Tunai, Begini Kata Bupati Batang Wihaji
"Pedagang pasar lebih suka hal hal yang sederhana. Mereka, katanya, selalu 'nurut' dengan demang pasar berapapun retribusi akan dibayar," Kata Bupati Batang Wihaji Bupati saat melaunching e retribusi di pasar Induk Batang, Senin 27 Desember 2021.
Bupati Wihaji yang sempat berinteraksi dengan sejumlah pedagang. Ia pun membayari retribusi milik Tasriah (60) pedagang katul (pakan ayam) selama setahun.
"Sebagian e -retribusi in juga untuk menekan kebocoran pendapatan asli daerah. Nanti hasil retribusi yang didapatkan untuk memperbaiki bangunan pasar yang bocor-bocor," kata politisi Golkar itu.
Wihaji meminta pada Disperindagkop UKM Batang untuk membuat sistem e-retribusi yang sederhana, efektif dan efisien. Sebab, hal itulah karakteristik para pedagang pasar.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Taufik Amrozi menyebut bahwa transaksi nontunai mau tidak mau harus dilakukan. Hal itu tampak dari gaya hidup anak muda saat sekarang.
"Lihat saja anak-anak sekarang, selalu minta top up beberapa akun," ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Batang, Subiyanto, mengatakan e retribusi ini dalam rangka di digitalisasi dengan memanfaatkan teknologi informasi yang bekerja sama dengan bank Jateng untuk penerapan e -retribusi itu.
Baca Juga: IPSI Batang Datangkan Pelatih Tingkat Nasional Demi Tingkatkan Prestasi
"Manfaat e-retribusi antara lain pedagang membayar retribusi sesuai perda. Lalu, pendapat masuk secara real tim ke kas daerah,"kayanya.
Pendapatan bisa dipantau langsung melalui Bank Jateng dan aplikasi. Lalu ada transparansi dan akuntabel. Serta menghindari kontak langsung uang tunai yang bisa jadi sarana penularan virus," jelasnya.