Baca Juga: Berikut KronoIogi Pengungkapan Kasus TPPU Hasil Penjualan Narkoba Oleh Polda Jateng
Barang tersebut menurut Yan Vellia, menjadi salah satu saksi bisu perjalanan karier dan berdiskusi tentang perkembangan musik campursari di Tanah Air.
“Saya sangat berkesan dengan meja makan yang kita pajang sebagai salah satu barang koleksi Museum Mini Didi Kempot. Di meja makan ini, kami berdua menghabiskan waktu berdiskusi soal dunia musik, terutama musik Jawa,” terang Yan Vellia.
“Meja makan itu paling berkesan. Meja makan kami itu menjadi saksi bahwa setiap saat membahas apa yang akan dilakukan di dunia musik, khususnya lagu-lagu jawa. Setiap pagi Mas Didi selalu ada teh dan kopi. Asbak serta cangkir teh dan kopi tidak pernah saya ganti sampai hari ini,” sambung Yan Vellia.
Sembari merokok dan menikmati kopi atau teh, Didi Kempot selalu berdiskusi dengan Yan Vellia yang menginginkan lagu-lagu Jawa tetap bisa bertahan di Indonesia, bahkan di dunia internasional.
“Biasanya sambil rokok, Mas Didi duduk di meja makan ini dan berdiskusi dengan saya. Di meja makan ini kami bisa bertukar pikiran, kudu piye lagu-lagu jawa tetap bertahan di Indonesia bahkan dunia internasional,” imbuhnya.
Baca Juga: Lirik Lagu Sahabat Dulu, OST Serial Layangan Putus, Dinyanyikan Prinsa Mandagie
Sementara adik kandung Didi Kempot, Eko Guntur Martinus atau akrab disapa Eko Gudel mengaku terkesan dengan adanya Museum Mini Didi Kempot yang dikhususkan untuk mengenang perjalanan karier sang kakak.
Eko Gudel yang selalu hadir dalam acara-acara keluarga Didi Kempot sebagai pembawa acara tersebut mengatakan, hadirnya Museum Mini Didi Kempot sedikit mengobati kerinduan para penggemar.
“Mas Didi itu kalau di rumah sangat berbeda ketika di panggung. Di rumah itu, almarhum menonjolkan kesederhanannya, padahal di luar sangat dikenal sebagai superstar. Dari Mas Didi, saya belajar tentang kesederhanaan,” tutur Eko Gudel membuka perbincangan dengan Ayosemarang.
Berbeda dengan Yan Vellia, barang peninggalan almarhum Didi Kempot yang sangat berkesan bagi Eko Gudel yakni handphone jadul yang dimiliki sang maestro.
“Saya sangat berkesan ya handphone jadul dari almarhum. Karena saya pikir, artis sekaliber beliau dikatakan sudah superstar terkenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga luar negeri, tetap memilih handphone jadul,” terang Eko.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Momen Nataru, Pemerintah Perketat Pengawasan Sejumlah Titik
“Saat ini kan sudah era Hp smartphone, tetapi almarhum memilih Hp jadul. Beliau suka SMS dan telepon langsung, karena dengan menelepon langsung memiliki perasaan untuk menghormati orang lawan bicara. Dari Hp jadul itu, hampir tiap menit terus berdering,” sambungnya.