nasional

Puncak Kasus Omicron Diprediksi Akhir Februari 2022, Bisa 6 Kali Lipat dari Varian Delta

Selasa, 1 Februari 2022 | 12:17 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan puncak kasus Omicron terjadi di akhir Februari 2022. (setkab.go.id)

 


SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan puncak kasus Omicron terjadi di akhir Februari 2022.

Menurut Budi, puncak kasus Omicron di Indonesia bisa lebih banyak 3-6 kali lipat dari varian Delta.

"Kita masih belum tahu berapa puncaknya akan terjadi di Indonesia yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari. Tapi tadi kami sudah sampaikan bahwa di negara-negara lain bisa tiga kali sampai enam kali dibandingkan puncaknya Delta," ujar Budi Gunadi, dikutip dari Suara.com, Selasa 1 Februari 2022.

Baca Juga: Evaluasi PPKM, Ini Empat Arahan Jokowi Hadapi Omicron

Menkes mengingatkan masyarakat untuk membatasi mobilitas dan selalu waspada agar dapat terhindar dari paparan varian Omicron.

"Penularan tinggi sekali dan Indonesia pasti akan mengalami ini. Jadi kalau puncaknya kita dulu pernah 57.000 per hari kita mesti siap-siap dan hati-hati dan waspada, tidak perlu kaget. Di negara-negara lain bisa tiga sampai enam kali dibandingkan puncaknya Delta," lanjutnya.

Ia menjelaskan kasus di Amerika Serikat sempat mencapai 800.000 per hari akibat Omicron dibandingkan dengan Delta yang mencapai 250.000 per hari.

Baca Juga: Wajib Tahu! Kenali Ciri dan Gejala Varian Omicron bagi Orang yang Sudah Divaksin

Sedangkan, Prancis mencapai 360.000 per hari, lebih banyak dibandingkan dengan Delta yang 60.000 hari.

"Negara yang mirip dengan kita, Brasil sekarang juga masih naik di kisaran 190.000 kasus per hari dibandingkan dengan puncaknya Delta 80.000 per hari, India sekarang 310.000 per hari dibandingkan Delta 380.000 per hari, Jepang 65.000 per hari sedangkan Delta 25.000 kasus per hari," kata Menkes.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun berpesan masyarakat usahan selalu batasi mobilitas dan hindari kerumunan.

"Pesan saya tetap waspada, hati-hati, batasi mobilitas jangan terlalu agresif, batasi bergerak ke mana-mana. Kalau tidak perlu sekali berkerumun atau mobilitas ya kita kurangi karena nanti dampaknya akan mudah tertular dan menularkan ke orang lain," pungkasnya.

Tags

Terkini