regional

Komunitas Peduli Lingkungan Batang Prihatin Alih Fungsi Hutan Jadi Lahan Pertanian

Rabu, 8 Juni 2022 | 12:11 WIB
Sejumlah anggota komunitas peduli lingkungan Kabupaten Batang melakukan penanaman bibit pohon di wilayah Desa Pranten Kecamatan Bawang. (dok)

BATANG, AYOSEMARANG.COM -- Warga Desa Pranten Kecamatan Bawang melakukan alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian kentang.

Hal itu berdampak menurunya volume air serta rawan dan berpotensi timbulnya bencana longsor.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, sejumlah komunitas peduli lingkungan melakukan penanaman ribuan pohon di wilayah atas Kabupaten Batang, Minggu 5 Juni 2022. 

Baca Juga: Harga Telur di Batang Terus Merangkak Naik, Tembus Rp30.000 per Kilogram 

“Kita bersama teman-teman dari lintas komunitas yang peduli hutan, prihatin dengan kondisi ini. Yang paling dikhawatirkan bencana longsor dan menurunya volume air karena atas tanaman tegakan sudah gundul tanpa pohon sama sekali,” kata Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Watu Jadi sekaligus perwakilan Manajemen Dharmawangsa Subur, saat ditemui dirumahnya, Rabu 8 Juni 2022. 

Ia mengkhawatirkan rawan terjadi longsor saat hujan lebat. Jika longsor yang terjadi cukup besar tentu berdampak buruk bagi masyarakat.

“Kami berupaya menjaga kelestarian hutan dengan menanam pohon atau bibit pohon yang bisa bertahan di bawah tegakan. Ada 6 ribu pohon yang ditanam yakni kayu Puspa, Akasia, Damar dan tanaman kopi serta pohon Beringin untuk memperkuat aliran air,” jelasnya. 

Untuk memanfaatkan hutan tidak selalu dengan melakukan penggundulan. Tapi dengan cara menanam yang baik, manfaatnya bisa dipetik di masa depan, dengan volume air yang mencukupi.

Baca Juga: Cara Mendapatkan STB Gratis Pemerintah? Berikut Penjelasan Diskominfo Batang

“Hutan lindung itu jika jumlah pohonnya sudah meningkat, bisa menjadi penyumbang oksigen. Satu pohon bisa menghasilkan sampai 250 ribu oksigen, itu lebih baik dibandingkan jika ditanami kentang,” tegasnya.

Pihak KTH akan terus berkoordinasi dengan warga setempat supaya dapat menjaga bibit pohon yang telah ditanam.

“Nantinya tiap tiga bulan sekali kami bersama lintas komunitas akan menggelar acara kemah sambil menjaga dan merawat. Kalau diketahui ada pohon yang hilang atau rusak, pelakunya akan dikenai sanksi,” tegasnya.

Ia berkeyakinan apabila warga Desa Pranten, Deles dan Bintoro Mulyo dapat menjaga kelestarian hutan, dengan menerapkan pola tanam yang baik, yakni tidak ditanami kentang, tentu dapat menjadi sumber oksigen dan air di wilayah bawah.

Baca Juga: Sensus Penduduk 2020 Lanjutan, Dua Desa di Batang Jadi Pilot Project Desa Cantik

Halaman:

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB