AYOSEMARANG.COM -- Sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J terus mengungkap fakta terbaru.
Di mana dalam kasus pembunuhan Brigadir J ini menyeret lima nama menjadi terdakwa yakni Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf.
Sidang baru-baru ini terungkap, pasca kematian Brigadir J muncul grup WhatsApp (WA) bernama 'Duren Tiga' yang beranggotakan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, dan anak buahnya.
Hal itu diungkap ahli digital forensik dari Pusat Laboratorium Forensik atau Puslabfor Polri Adi Setya yang menjadi saksi ahli di sidang kemarin.
Menurut Adi Setya, pihaknya menemukan grup WhatsApp bernama 'Duren Tiga' di salah satu telepon seluler yang mereka periksa dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Kata Adi Setya melanjutkan, dalam grup itu ada akun WA atas nama Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf. Kelima nama tersebut menjadi terdakwa dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
Lantas, apa saja yang dibahasa dalam grup WhatsApp itu?
Baca Juga: Turun Harga! Adu Spek Samsung Galaxy A23 5G vs Redmi Note 11 Pro 5G, Kini Makin Murah
Pengacara Bharada E, Ronny Talapessy menyebut percakapan dalam grup WhatsApp itu berkaitan dengan tugas para ajudan Ferdy Sambo.
Diketahui, grup WhatsApp Duren Tiga ini dibentuk pada 11 Juli 2022 atau tiga hari pascaBrigadir J tewas ditembak di rumah dinas Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Ronny mengatakan grup itu dibuat setelah Ricky Rizal, Kuat Maruf, hingga Richard Eliezer mengganti handphone. Dia menyebut Eliezer cuma berada sebentar di dalam grup itu.
"Grup WhatsApp Duren Tiga itu dapat menjadi bukti bahwa Bharada E tidak bersekongkol dengan Ferdy Sambo," kata Ronny seperti dikutip ayosemarang.com dari kanal YouTube KOMPAS TV, Rabu 21 Desember 2022.