Gus Yusuf : Dakwah Damai dan Santun Menjadi Ajaran Rasulullah

photo author
- Kamis, 9 Desember 2021 | 15:28 WIB
   Gus Yusuf Chudlori, Pengasuh Ponpes  Tegalrejo Magelang dalam Acara Ngaji kebangsaan yang digelar DEMA Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang di Ruang Seminar FUHUM, Kamis 9 Desember 2021. (dok UIN)
Gus Yusuf Chudlori, Pengasuh Ponpes Tegalrejo Magelang dalam Acara Ngaji kebangsaan yang digelar DEMA Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang di Ruang Seminar FUHUM, Kamis 9 Desember 2021. (dok UIN)


SEMARANG, AYOSEMARANG.COM- Kunci kesuksesan Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam adalah akhlakul karimah. Hal ini disampaikan Muhammad Yusuf Chudlori atau dikenal dengan sebutan Gus Yusuf Chudlori, Pengasuh Ponpes Tegalrejo Magelang dalam Acara Ngaji kebangsaan yang digelar DEMA Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang di Ruang Seminar FUHUM, Kamis 9 Desember 2021.

Gus yusuf mengatakan bahwa jika diskusi soal radikalisasi, tidak selesai dengan hanya diskusi, tapi harus dimulai dengan action. Seperti kita memahami Rasulullah. Banyak generasi kita ketika membahas Rasulullah, yang diingat hanya perangnya saja.

Padahal, menurutnya, perang atau qital ini bagian kecil sejarah panjang Rasulullah. Padahal kunci sukses Rasulullah yatu pada penanaman akhakul karimah, etika yang mulia.

Baca Juga: PPKM Level 3 Dibatalkan, Kota Semarang Tetap akan Lakukan Pembatasan

"Nanti faham radikal ini akan terus tumbuh karena pemberantasannya tidak sampai akar. Sebenarnya teman-teman tahu masih banyak saudara kita yang terpapar radikalisme. Banyak yang terang-terangan seperti HTI, yang organisasinya dibubarkan, akan tetapi orangnya dan ajarannya masih berkeliaran. Ironisnya ada yang nyirami memberi pupuk atau mendanai. Organisasi dibubarkan tapi gerakannya masih terus terjadi," katanya.

Ia menambahkan bahwa hal ini berangkat dari pemahaman Islam yang masih dangkal, yaitu pemahaman yang di permukaan. Orang-orang radikal menanam paham radikal dilakukan sudah menjurus ke anak usia sekolah, sehingga orang yang sekarang menjadi penganut radikal adalah didikan 15 tahun yang lalu.

Seperti yang disampaikan Rasulullah, innama buistu liutammima makarimal akhlak. Kalimat ini memakai kata liutammima, maknanya bahwa sebelum zaman rasulullah sudah ada adab peradaban. Rasulullah itu menyempurnakan.

Baca Juga: Rendahya Interaksi Sosial Peserta Didik sebagai Dampak dari Pembelajaran Daring

Sebagaimana Indonesia, sebelumnya juga sudah ada akhlak peradaban, para walisongo melakukan tugas penyempurnakan akhak. Paguci, paguyuban ngunjuk ciu, ketika walisongo masuk membenahi adat yang keliru, sehingga adat perkumpulan diganti dengan tahlilan.

Islam datang bukan untuk menghacurkan tradisi dan budaya lokal, tapi menyempurnakan akhlak agar sesuai dengan syariat islam.

Sebelum rasulullah ajaran mengelilingi Kabah sudah berjalan dengan tradisi kaum kafir qurays, akan tetapi di zaman rasulullah masih banyak berhala, lalu dengan perlahan-lahan rasululah mengubahnya dengan towaf dan talbiyah.

''Kalau zaman dahuu rosululah sedikit-sedikit marah, saya yakin Islam tidak akan sampai di Tanah Jawa seperti sekarang ini. Mbah kiai Hasyim pernah berpesan, kita ini tidak wajib membangun daarul Islam (negara Islam), akan tetapi bangunkan daarussalam negara yang selamat.''

Baca Juga: 10 Pencarian Terbanyak di Google Indonesia pada 2021, dari BTS, Sisca Kohl hingga Squid Game

Dalam kesempatan tersebut, Kasubid PINMAS Polda Jateng AKBP Maulud berpesan agar kita semua menjaga empat pilar berkebangsaan yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Acara dibuka oleh Rektor UIN Walisongo Prof Dr Imam Taufiq MAg, serta didampingi oleh Dekan FUHUM Dr Hasyim Muhammad MAg. ''Kita semua harus cancut taliwondo untuk menjaga bangsa ini, dari teroris, orang-orang yang membisikkan ajaran radikal,'' tegas Rektor.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X