“Secara bergilir, jemaat tetap bisa ikut ibadah di gereja, hanya saja dilakukan secara bergilir. Minggu pertama khusus lingkungan Santo Yusup, minggu kedua Maghdalena, dan kuotanya pun terbatas hanya untuk 50 orang,” terangnya.
Ia bersama keluarga juga mengucapkan terima kasih kepada pengurus Masjid Nurul Huda, yang berkenan mengizinkan halamannya dijadikan tempat parkir kendaraan para jemaat.
“Inilah sikap toleransi umat muslim untuk membantu kami mendapatkan tempat parkir, karena halaman gereja sementara ini dibangun tenda untuk ibadah umat,” tandasnya.